Baca Juga: Benarkah Binatang Bisa Merespons Musik Seperti Halnya Manusia?
Para peneliti juga membandingkan berbagai genre lagu untuk diidentifikasi terkait jenis pengunduhan dan perilaku berbagi musik di antara penikmat.
Hasilnya, meski lagu Pop dianggap populer, nyatanya di Inggris Raya, berdasarkan pengamatan mereka, lagu dengan genre Elektronik justru paling cepat mendapatkan popularitas dan menyebar.
Mereka awalnya berasumsi penikmat genre Elektronik sebagai komunitas yang lebih rentan terhadap earworm.
Komunitas ini lebih khusus terhubung sama erat tiap individunya, sehingga dalam pengamatan para peneliti, lagu yang menarik bagi mereka akan berpindah lebih cepat dari Pop.
Faktanya, lagu-lagu hit dari genre tersebut melewati epidemi yang lebih pendek dan lebih cepat.
"Artinya lagu-lagu ini tampaknya mendapatkan popularitas yang lebih cepat daripada genre lain, dan membakar populasi rentan mereka lebih cepat," terang para peneliti.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Musik Mampu Menyinkronkan Gelombang Otak Manusia
Para peneliti mengibaratkannya dengan penyebaran komunitas yang saling terikat erat dalam virus pandemi. Yakni, awalnya ditularkan dari interaksi sosial, kemudian kumpulan individu rentan habis termakan virus, dan berujung pada puncak penularan yang menurun.
"Pada akhir epidemi penyakit, sebagian besar populasi akan terinfeksi penyakit ini," para penulis menjelaskan.
"Sedangkan pada akhir periode popularitas ekstrem lagu hit, sebagian besar populasi akan mengenali lagu itu," sambung mereka.
Rosati dan tim menambahkan, penelitian ini bisa menjadi cara ampuh untuk menganalisis tren pengunduhan musik, dan mempelajari cara untuk mendorong popularitas suatu lagu. Dan diharapkan, penelitian dengan model SIR sederhana ini juga bisa dilakukan lebih dalam, nggak hanya pada penularan penyakit, tetapi juga musik.