Follow Us

Wawancara Eksklusif The Panturas: Ombak Deras Dari dan Bagi Jatinangor

Mohammad Farras Fauzi - Sabtu, 18 September 2021 | 16:35
The Panturas
Courtesy of The Panturas

The Panturas

Lahirnya The Panturas di Jatinangor

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, tempat lahir The Panturas
Wikimedia

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, tempat lahir The Panturas

The Panturas dibidani oleh Surya Fikri Ash-Shidiq atau Kuya (drummer) dan Rizal Taufik atau Ijal (gitaris) yang merupakan putra kebanggaan Tanjungsari (kecamatan tetangga Jatinangor), keduanya merupakan kawan seangkatan Fakultas Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Medio 2015 menjadi saksi awal bagi ekosistem musik independen Jatinangor pun juga bagi Panturas kala itu.

Dengan menjamurnya event musik dan band yang bermunculan kala itu, Kuya dan Ijal dkk akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah band yang berbeda dengan yang lain.

Alhasil, lahirlah formasi awal The Panturas berkat ketekunan dan kecintaan Kuya terhadap film yang kemudian diimplementasikan ke sebuah grup musik - well, bisa dibilang sekarang sangatlah sinematik.

"Urang (gue) merasa sangat terbantu dengan kehadiran penjaja DVD bajakan di Jatinangor, serta keberadaan perpustakaan Batoe Api dengan kuncén-nya, Bang Anton," ujar Kuya mengenang bagaimana dirinya mulai ngulik referensi untuk The Panturas.

"Berkat keberadaan mereka, literasi dan referensi musik ataupun film yang bisa dibagiin menjadi semakin kaya. Hal tersebut juga yang meyakinkan kami untuk memulai The Panturas," lengkapnya.

Baca Juga: HAI Demos: Rapalan Cerdas 'tuk Suarakan Anti Kemapanan Ala Ayat Astral

Simak lanjutan perbincangan HAI bareng The Panturas di bawah:

Lantas, apa yang membuat album kedua 'Ombak Banyu Asmara' ini menjadi begitu spesial bagi The Panturas?

The Panturas: Menurut Gogon dan Acin, anak kedua ini melegakan seluruh tim Panturas karena telah ditahan selama berbulan-bulan lamanya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest