Follow Us

Cerita Lika-liku Kehidupan Pay Burman Semasa Kecil Sampe Akhirnya Tiba di Potlot Gabung dengan Slank

Ferry Budi Saputra - Senin, 06 September 2021 | 15:15
Pay Burman
YouTube/ Batakvia Media

Pay Burman

HAI-Online.com - Pay Burman menceritakan kisah hidupnya semasa kecil yang penuh lika-liku hingga pada akhirnya bisa berada di Potlot.

Baca Juga: Bahas Industri Musik Zaman Sekarang, Pay Burman: Banyak Dibantu dengan Tools, Jadi Lebih Mudah

Pay Burman yang telah ditinggalkan ayahnya sejak usia 4 tahun itu mengaku semasa kecilnya mengalami banyak dinamika kehidupan. Selama kecil, ibunya lah yang banyak banting tulang demi menghidupi dia dan kedua adiknya.

Pay Burman menjelaskan awal mula suka bermain musik itu pas SD ketika dia mendengarkan keluarga besarnya suka bernyanyi batak dan sempat diajarin juga bermain gitar oleh salah satu orang dari grup vokal keluarga.

"Terus abis itu gue jadi ngerti. Ya seinget gue kelas 4 SD gue coba bikin lagu Batak kalo nggak salah waktu itu. Sebenarnya gue bukan mau jadi gitaris, kalo di rumah itu jadi penyanyi gue," Ucap Pay dalam channel YouTube Batakvia Media.

Setelah puber pecah suara akhirnya cowok asal Siantar ini mulai fokus bermusik dengan mendalami musik Rock n Roll. Pertama kali kenal Rock n Roll itu dari temannya yang saat itu sedang memainkan lagu Jumpin' Jack Flash-nya Rolling Stones.

Mengenai kisah hidupnya, Pay mengatakan ibunya yang terlebih dulu merantau ke Jakarta, sedangkan dia harus tinggal ikut saudaranya di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Setelah ibunya sudah tinggal menetap di Jakarta baru dia menyusul ke Ibukota.

Dia menuturkan selama 2 tahun itu dia hidup pisah dengan ibunya. Menurutnya ketika sampai di Jakarta, dia baru menginjak kelas 3 SD. Selama di Jakarta, keluarganya sempat jatuh bangun dan ngontrak sana sini.

Pada akhirnya ibunya memutuskan pulang ke Stabat, Sumatera Utara, sedangkan dia masih tinggal di Jakarta bersama abangnya. Ketika SMP itu, Pay sudah mulai mengenal banyak teman-teman band. Namun, karena masalah pendidikan membuatnya harus menyusul ibunya ke Stabat.

Baca Juga: Pas Zaman Narkoba, Ridho Slank: Gue Mau Cabut dari Band, Karena Nggak Mau Liat Teman-teman Mati Depan Gue

Pay mengingat saat itu kelas 1 SMA dan dia nggak naik kelas, "Boleh naik kalo pindah, karena main band mulu, bela-belain banget dulu," ucapnya.

Saat tinggal di Stabat, dia bergaul dengan kelompok musik penggila rock yang tiap saat main musik di hutan. Musisi itu mengatakan orang-orang di sana masih menggunakan alat yang serba manual seperti amplifier yang dibuat sendiri. Akhirnya, dia masuk dalam komunitas tersebut dan diajakin ngeband.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest