Nah, di era bersama Toto inilah, Burgerkill mulai aktif untuk menulis lagu-lagu karya mereka sendiri.
Setelah ikut beberapa kompilasi lewat lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri, Burgerkill mulai diterima dan mendapat tawaran untuk tampil di acara underground yang digelar di GOR Saparua Bandung pada era pertengahan 90-an.
Album Perdana
Setelah mulai banyak tampil di Jakarta serta Bandung, nama Burgerkill semakin dikenal.
Seperti kebanyakan band pada umumnya, sampailah mereka dititik untuk merilis album.
Pada masa ini, mulai timbul konflik yang terjadi di dalam tubuh band. Salah satu yang cukup parah adalah perihal ketergantungan Kimung akan drugs.
Demi berlanjutnya band, akhirnya Kimung memutuskan untuk mengundurkan diri, meskipun dirinya telah menunaikan tugas mengisi semua track bas untuk album perdana Burgerkill.
Baca Juga: Gitaris Cadas, Eben Burgerkill Mendadak Wafat karena Serangan Jantung
Banyak hal yang terjadi hingga album perdana mereka tertahan cukup lama belum dirilis sampai akhirnya takdir membawa Eben bertemu dengan Dadan Ketu (Sekarang Manajer Burgerkill) pemilik Riotic Records.
Tanpa ada kontrak dan meeting yang berbelit, akhirnya dengan modal kepercayaan dan obrolan dipinggir jalan, album perdana Burgerkill, Dua Sisi, resmi dirilis oleh Riotic Records, dan dirilis sebanyak 2000 kopi.
Seiring berjalannya waktu, tiga personil yang tersisa saat itu, Ivan, Eben, dan Toto memutuskan untuk menambah skuad.
Di sektor gitar, ada nama Ugum yang sebelumnya berasal dari band Disorder Lies, dan untuk mengisi posisi bas, akhirnya Eben menarik sosok Andris, atau yang sekarang dikenal dengan panggilan Abah, yang saat itu masih menjadi drummer Forgotten dan Naked Truth.