Tapi Casablancas bukan satu-satunya jenius di grup ini. Julian Casablancas tentu memiliki peran utama untuk menulis lagu dan lirik, tetapi mereka tidak akan memiliki dorongan itu tanpa hadirnya peran dari Fabrizio Moretti, Nick Valensi, Nikolai Fraiture, dan Albert Hammond Jr.
Setiappersonel di Strokeslain menambah value di band ini, dan apa yang mereka kontribusikan tidak akan pernah dapat dilakukan oleh orang lain. Hal ini dibuktikan dengan kelima personel asli dari The Strokes yang masih utuh selama 22 tahun karir mereka.
Hadir di Tengah Kebosanan Kultur Pop
Pada milenium baru di awal tahun 2000-an, tangga lagu dunia masih berpusat pada penampilanwhite-washedboybandseperti N'Sync, Backstreet Boys, ataupun Take That.
Kultur popini sebenarnya mendapat persaingan sengit dari gelombang musikgrunge yang dipimpin oleh Nirvana di 90-an awal, tentu saja tidak The Great British Invasionyang dinaungi oleh band-band macam Blur, Suede, atau The Stone Roses.
Namun, value rock and roll yang ditanamkan mereka nggak berlangsung awet, publik masih terpana dengan keagungan pop via industri televisi yang masif.
Lima pemuda dengan penampilan kurang rapidari NYC ini kemudian tiba-tiba mendobrak semua keteraturan yang ada tersebut, hadir dengan jeans belel dan rambut gondrong berantakan.
Kesemua hal tersebut dilengkapi dengan sebuah karya musik yang membawa publik kembali ke era keemasan garage rock 60-an, dengan aura punk ala CBGB yang total; nilai rock and roll akhirnya berhasil dihadirkan kembali di tengah kebosanan kultur pop yang homogen.
Jangkauan Pendengar yang Sangat Luas
Serampangan, kejenakaan, dan ketidakpedulian adalah tiga elemen penting yang harus dipupuk untuk membangun sebuah image dan kepribadian rock and roll yang sejati.
Media massa di era 2000-an awal rindu dengan semua hal tersebut, The Strokes hadir di saat yang tepat saat semua orang terperangah dengan para diva pop sepertiBritney Spears atau Alicia Keys.