Follow Us

Dianggap Nyolong Listrik, Pemerintah Malaysia Hancurin Ribuan Mesin Penambang Bitcoin 

Hanif Pandu Setiawan - Rabu, 21 Juli 2021 | 20:16
Ribuan CPU yang disita kepolisian Miri, Serawak, Malaysia yang digunakan untuk menambang Bitcoin dihancurkan dengan alat berat.
Polis Daerah Miri/Facebook

Ribuan CPU yang disita kepolisian Miri, Serawak, Malaysia yang digunakan untuk menambang Bitcoin dihancurkan dengan alat berat.

HAI-Online.com – Kepolisian Kota Miri, Serawak, Malaysia menghancurkan 1.069 mesin yang digunakan untuk menambang Bitcoin. Ribuan mesin tersebut merupakan hasil sitaan kepolisian dalam sejumlah penggrebekan selama periode Februari hingga April tahun ini.

Penyitaan dan penghancuran ribuan mesin yang diperkirakan bernilai 5,3 juta ringgit atau sekitar Rp 18,2 miliar (kurs Rp 3.400) tersebut dilakukan atas dakawaan pencurian pasokan listrik.

Menurut laporan beberapa media lokal setempat, pencurian pasokan listrik sangat mengkhawatirkan karena bisa menyebabkan pemadaman total.

Sejak bulan Februari hingga April lalu, perusahaan listrik negara Malaysia, Sarawak Energy Berhad menggandeng kepolisian untuk melakukan operasi pencurian pasokan listrik oleh penambang mata uang kripto. Polisi pun menggerebek sebagian lokasi di sekitar Kota Miri.

Kepala Kepolisian Hakemal Hawari mengatakan mereka menangkap enam orang yang kini ditahan karena keterlibatannya dalam operasional penambangan mata uang kripto.

Baca Juga: El Salvador Jadi Negara Pertama yang Pake Bitcoin sebagai Alat Pembayaran yang Sah

"Total enam orang berhasil dijatuhi hukuman berdasarkan pasal 379 KUHP untuk pencurian listrik berupa denda 8.000 ringgit (sekitar Rp 27,5 juta) serta kurungan hingga delapan bulan," jelas Hawari seperti dilansir dari The Star, Rabu (21/7/2021).

Selain melakukan penangkapan dan penyitaan, polisi juga menghancurkan rumah yang digunakan para penambang Bitcoin.

Hawari mengatakan, "PLN" Malaysia merugi hingga 8,4 juta ringgit (sekitar Rp 28,9 miliar) akibat aktivitas penambangan Bitcoin di kawasan Miri.

"Pencurian listrik untuk penambangan Bitcoin menyebabkan pemadaman listrik yang sering terjadi, dan di tahun 2021 tiga rumah dihancurkan karena pasokan listrik ilegal," ujar Hawari.

FYI, mata uang kripto seperti Bitcoin dihasilkan melalui serangkaian perhitungan algoritma rumit di komputer atau disebut dengan penambangan atau mining. Namun begitu, nggak semua mesin komputer mampu melakukan penambangan.

Baca Juga: Terjun ke Dunia Kripto, Luna Maya Rilis NFT, Terbatas Hanya 10 Buah

Penambangan bitcoin memakan daya yang sangat tinggi

Menurut laporan dari US Senate Commitee on Energy and Natural Resources yang diterbitkan pada Agustus 2018 lalu, sekitar 1 persen dari total konsumsi energi listrik global dihabiskan untuk menambang Bitcoin selama periode tersebut. Konsumsi listrik komputer di jaringan Bitcoin berkisar 130 terawatt-hour (TWh) per jam.

Angka tersebut lebih tinggi dibanding konsumsi listrik seluruh negara Argentina yang berkisar 125 TWh dan mendekati Malaysia sebesar 147 TWh.

Namun, angka itu baru mewakili aktivitas penambangan Bitcoin saja, belum termasuk mata uang kripto lain seperti Ethereum, Dogecoin, atau lainnya.

Karenanya, kemungkinan energi listrik yang digunakan untuk menambang keseluruhan jenis mata uang kripto lebih besar dari angka dalam laporan tersebut. (*)

Baca Juga: Coldplay Mensponsori Pembersihan Sungai yang Tercemar di... Malaysia

Source : the star

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest