Follow Us

Kamu Vaksin di Mana? Puskesmas, Orang Kaya Mah Bebas Vaksin di Amerika, Ini Cerita Mereka!

Al Sobry - Rabu, 21 Juli 2021 | 13:13
Kamu Vaksin di Mana? Puskesmas, Orang Kaya Mah Bebas Vaksin di Amerika, Ini Cerita Mereka!

Kamu Vaksin di Mana? Puskesmas, Orang Kaya Mah Bebas Vaksin di Amerika, Ini Cerita Mereka!

HAI-Online.com - Indonesia masih berusaha memenuhi target vaksin 181 juta lebih warganya, namun hal itu gagal karena berbagai alasan.

"Anak saya kuliah di sini. Kami memang sudah berencana mengunjungi mereka, dan di AS juga ada vaksin gratis," katanya.

"Jadi saya pikir, 'Kenapa nggak sekalian saja?'"

Suli adalah satu dari sekian banyak warga Indonesia yang divaksinasi sambil liburan. Salah satu perusahaan tur menyebutnya "AirV&V" alias penerbangan untuk dua dosis vaksin.

Suntik vaksin
Street journal

Suntik vaksin

Yang lain ada juga yang menyebutnya sebagai paket wisata vaksin. Di Indonesia tepatnya Bali, program ini baru dicanangkan untuk wisatawan asing.

"Nggak ada yang salah kalau mau divaksinasi di luar negeri. Semuanya kembali ke pilihan masing-masing, menurut saya," katanya mengomentari anggapan vaksinasi di luar negeri adalah hak istimewa orang kaya.

"Bukan berarti kita tidak mau divaksinasi di Indonesia. Saya cuma mau yang terbaik untuk keluarga."

Sementara di Indonesia, ke banyakan vaksin yang diberikan adalah Sinovac dari China dan AstraZeneca dari Inggris, Suli memilih vaksin yang diinginkannya.

"Pilihan saya Pfizer, tapi kita tidak tahu kapan bisa dapat vaksin ini di Indonesia dan pas juga ada kesempatan ke Amerika," kata Suli kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Pilihan vaksin yang beragam juga menjadi alasan Hartati Freeman, warga Indonesia asal Medan yang juga sengaja terbang ke Amerika Juni lalu, sebelum PPKM Darurat berlaku.

Baca Juga: Jangan Ketahuan Manggil Pake Sebutan 'Oppa' di Korea Utara, Kamu Bisa Dipenjara

Bersama suami bule dan anaknya, ia menerima vaksin Pfizer yang dosis pertama dan keduanya berjarak 21 hari. Karena itu kunjungan Amerika yang dilakukannya mengharuskan ia menetap sampai beberapa bulan.

"Karena di Indonesia tidak bisa memilih. Kalau di Amerika kan kita bisa milih, ada Pfizer, Johnson & Johnson, Moderna," katanya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

Hartati yang juga sempat mengelilingi beberapa negara bagian di Amerika Serikat mengatakan mereka tidak perlu melakukan booking untuk bisa divaksinasi di sana.

"Tinggal datang saja di sana. Ke supermarket, Walmart, Walgreens, GVS, tidak ada antrean," katanya lagi.

Untuk tinggal di Amerika selama tiga bulan bersama suami dan anaknya, ia mengeluarkan biaya sekitar 20.000 dollar AS atau sekitar hampir Rp300 juta.

Pulang Vaksin Dikarantina

Setelah divaksinasi, kini Suli dan keluarganya berencana untuk kembali ke Indonesia dua minggu ke depan.

Baca Juga: Ada Anak Muda Indonesia Lho di Balik Pembuatan Vaksin AstraZeneca

Ia khawatir melihat situasi Indonesia yang kondisinya lebih parah dari India, dan telah menjadi episentrum baru virus coron di Asia.

"Pada akhirnya, Indonesia adalah negeri saya. Saya harus pulang dan menghadapi kenyataan," katanya.

"Vaksin hanyalah bentuk perlindungan lain. Yang paling penting adalah untuk terus menaati protokol kesehatan."

Hartati, sementara itu, sedang menjalani karantina di Jakarta.

Meski khawatir, ia tidak punya pilihan lain selain untuk kembali ke Indonesia.

"Tadinya banyak yang sarankan nggak balik, tapi kami kan punya anak yang saya tinggal," katanya.

"Tidak apa-apa sih, saya akan social distancing, tidak ke mana-mana untuk sementara," tegasnya lagi.

Jualan "Tur Vaksinasi"?

Sejak Mei, agen perjalanan ATS Vacations telah menjual "tur vaksinasi" ke Amerika.

"Antusiasmenya tinggi sekali. Banyak yang nanya karena mereka ingin divaksinasi dengan vaksin yang tidak ada di Indonesia, seperti Pfizer atau Moderna," ujar Josephine Nathania Lienardi, staff pemasaran ATS.

Josephine mengatakan agen tersebut menawarkan paket perjalanan dengan biaya mulai dari Rp 13,99 juta samlai Rp 30 jutaan ntuk tinggal di AS selama tiga minggu.

"Paket ini termasuk tiket penerbangan dan transportasi. Kami juga mengurus jadwal vaksinasi dan tes PCR, tapi cuma untuk Johnson & Johnson, yang butuh satu dosis," kata Josephine.

Namun bagi mereka yang ingin divaksinasi dengan Pfizer harus membayar lebih.

Baca Juga: Sekolah Kristen IPEKA Gelar Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar dan Masyarakat Sekitar

Dengan harga sekitar Rp 26 juta, mereka bisa menghabiskan 24 malam di Los Angeles, demi dua dosis vaksin Pfizer.

"Kami bukannya mau jualan vaksin. Kami menawarkan tur ke Amerika, yang kebetulan menawarkan vaksin gratis, bahkan untuk turis asing," kata Josephine.

"Mereka bebas mau divaksinasi atau tidak, terserah mereka."

Tur ini akan berlangsung dari bulan Juni sampai November 2021.

Pandu Riono, epidemiolog Universitas Indonesia, mengatakan upaya ke luar negeri untuk vaksinasi "sudah sering terjadi dan tidak dilarang" bagi mereka yang punya uang.

"Mencari perawatan rumah sakit di Amerika Serikat adalah salah satu tujuan perjalanan yang diperbolehkan bagi mereka yang memegang visa," ujar juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest