Namun, kamu perlu memperbaharui wawasan soal Edelweis. Pasalnya, kini wisatawan bisa membawa pulang bunga Edelweis dengan cara membelinya secara legal. Kok bisa?
Lokasinya berada di kawasan penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dekat dengan habitat asli Edelweis.
Baca Juga: Ketiduran di Atas Gunung Es, Walrus Ini Nyasar Sampai Irlandia
Teguh Wibowo yang tahu adanya aturan memetik Edelweis di kawasan konservasi sengaja membangun Desa Wisata Edelweiss untuk melestarikan kebudayaan masyarakat Desa Wonokitri.
"Edelweis buat masyarakat Wonokitriitu bukan hanya sekadar bunga seperti (yang) masyarakat umum kenal, tapi lebih pada bunga sakral yang memang ini diperuntukkan untuk beberapa upacara adat yang ada di kawasan Tengger khususnya di Desa Wonokitri," katanya lagi.
Ia menceritakan, dulunya masyarakat Desa Wonokitri kerap mengambil Edelweis dari kawasan pegunungan.
Namun, seiring waktu berjalan ditambah dengan adanya larangan memetik bunga Edelweis, muncul Kelompok Tani bernama Hulun Hyang yang menginisiasi agar masyarakat bisa menanam sendiri bunga tersebut.
"Maka pada tahun 2018 itu terbitlah SK Bupati yang menyatakan bahwa desa ini adalah desa wisata Edelweis," terangnya.
Dari sana, wisatawan bisa datang berkunjung dan menikmati hamparan kebun Edelweis untuk dinikmati pemandangannya sampai belajar budidaya, bahkan jika berminat memetik tangkainya dengan cara membelinya.
Desa Wisata Taman Edelweis
Nah, daya tarik utama yang ada di Desa Wisata Edelweis ini adalah Taman Edelweis.
Taman ini berisi hamparan bunga Edelweis yang sedang dibudidayakan.
Tentunya, wisatawan bisa berfoto di tengah hamparan bunga abadi ini.
Panorama latar belakangnya pun terlihat indah, yaitu pegunungan khas kawasan Bromo.
Selain itu, cuaca dingin berkabut nan sejuk di sana juga akan membuat wisatawan betah berlama-lama tinggal.
Baca Juga: Duh Tertangkap Kamera, Aksi Pendaki Petik Edelweis Ini Ada Dendanya Lho!
Kamu cukup siapkan kamera untuk bisa menikmati foto di Taman Edelweis ini.
Wisatawan bisa belajar dan mengetahui informasi seputar budidaya Edelweis, mulai dari pemilihan biji, penyapihannya hingga cara menanam.
Lanjutnya, pembudidayaan ini juga merupakan wujud dari konsep eco wisata yang digagas Desa Wisata Edelweis.
"Jadi setiapcustomeratau wisatawan yang datang itu, selain mereka datang untuk foto, setidaknya mereka juga mendapatkan ilmu. Entah sedikit mereka akan diajari bagaimana caranya budidaya Edelweis," ungkapnya.
Memetik bunga Edelweis dan membeli suvenirnya juga bisa dilakukan secara legal, kamu bakal dapat izin yang sah untuk memilikinya tanpa ada gugatan dari Kelompok Tani Hulun Hyang maupun pihak Taman Nasional.
"Kalo kepingin metik bunga Edelweis bisa, kalo kepingin beli sovenirnya juga bisa secara legal di sini," kata Teguh.
Wisatawan bisa membeli sovenir bunga Edelweis yang dijual berbentuk gantungan kunci, boneka, kalung dan lainnya.
Harga sovenir yang dijual mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Untuk sovenir gantungan kunci dijual dengan harga Rp 20.000 dan kalung Rp 50.000, dan boneka Rp 50.000.
Ada juga sovenir yang biasa dipakai untuk pernikahan, dijual dengan harga mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 250.000.
"Ini yang buat kelompok tani Hulun Hyang, jadi kita ambil biji Edelweis untuk kita budidayakan. Setelah diambil bijinya, daripada bunganya dibuang kan, lebih baik kita buat sovenir, tapi kita secara legal. Kalau sudah pada tahu kan banyak yang jual di kawasan Bromo, tapi rata-rata itu ilegal, tapi di sini legal," tuturnya. (*)