Sebab, produksi keju bergantung pada produksi susu perah yang melepaskan metana dalam jumlah besar. Metana berkontribusi pada dampak pemanasan global 25 kali lebih tinggi daripada karbon dioksida.
Dari segi kesehatan, peneliti dari Harvard menemukan, lemak susu nggak selalu terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jumlah kalori yang sama dari karbohidrat.
Mengganti sekitar lima persen kalori harian dari lemak susu dengan jumlah yang sama dari lemak tak jenuh dari sayuran atau minyak nabati, dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 24 persen lebih rendah.
"Secara keseluruhan, hasilnya konsisten dengan rekomendasi diet saat ini untuk mengonsumsi sebagian besar lemak tak jenuh daripada lemak jenuh," jelas Frank B. Hu, profesor nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan penulis senior penelitian ini.
Jika benar-benar menyukai keju, alternatif lainnya adalah mengonsumsi mozarella dan feta, yang nggak terlalu berdampak buruk untuk lingkungan.
3. Cokelat
Cokelat memang digemari oleh semua kalangan, selain memang dipercaya dapat mempengaruhi mood seseorang, rasanya pun lezat.
Cokelat pun cocok untuk dikonsumsi langsung maupun diolah dengan bahan makanan lainnya.
Namun, kita akan berpikir dua kali untuk mengonsumsinya jika mengetahui dampak buruknya terhadap lingkungan.
Penelitian dari Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan, industri cokelat komersial berkontribusi menyusutkan hutan hujan.
Industri ini pun mengeluarkan tingkat karbon dioksida yang signifikan ke atmosfer, dan berkontribusi pada perubahan iklim.
Baca Juga: 6 Penyebab dan Solusi Tenggorokan Kering saat Bangun Tidur, Salah Satunya Karena Kebiasaan Mangap