"Dan itu pasti merupakan red flag, kan? Itu pasti tanda bahaya bahwa ada sesuatu yang nggak benar," sambung dia.
Baca Juga: Benarkah Orang-Orang Berhenti Dengerin Musik Baru di Usia 30-an?
Seorang ahli biologi dan penjaga satwa liar CDFW menyelidiki situasi tersebut dan terkejut menemukan beruang tersebut menunjukkan perilaku "seperti anjing" dan bertindak nyaman secara mencurigakan di sekitar manusia.
Beruang itu bahkan mengambil sebuah apel untuk dimakan di depan orang-orang.
"Secara fisik dan mental, beruang itu tampak nggak benar, berjalan secara aneh, kuyu, dan nggak responsif seperti beruang pada umumnya," kata CDFW.
Beruang itu kemudian dibawa Wildlife Investigations Laboratory (WIL) CDFW di Rancho Cordova untuk mendapatkan observasi dan evaluasi.
Dokter hewan menemukan tubuh beruang itu tertutup kutu dan beratnya hanya 21 pon, jauh dari berat ideal 80 pon yang harusnya dimiliki beruang betina dengan usia yang sama seperti dia.
Beruang itu juga menunjukkan tanda-tanda kelainan neurologis dengan tremor kepala dan posisi kepala yang sedikit miring. Setelah hasil tes menunjukkan bahwa si beruang telah mengalami defisit neurologis dan perilaku, beruang itu kemudian di-eutanasia.
Pemeriksaan post-mortem (setelah kematian) sedang dilakukan, kata CDFW. Namun, temuan awal mengonfirmasi bahwa beruang itu menderita ensefalitis, seperti halnya tiga beruang lain yang menunjukkan perilaku serupa yang telah menjalani pemeriksaan di WIL CDFW selama setahun terakhir.
Baca Juga: Meski Dikenal Cuek, Ini 5 Tanda Kalo Seekor Kucing Udah Suka sama Kita
Yang menyedihkan, semua beruang muda itu akhirnya juga harus mati di-eutanasia karena masalah kesehatan mereka.
"Setiap kali hewan liar datang ke perawatan kami, hasil terbaik yang mungkin adalah pelepasan kembali ke alam liar," kata Munk.