HAI-Online.com - Sempat viral di awal tahun soal vaksin covid-19 yang disinyalir memiliki efek samping tertentu.
Ia juga menyebut bahwa WHO dan raksasa pengembang vaksin corona Pfizer/BioNTech adalah organisasi kriminal yang telah memberikan data palsu soal kemanjuran.
"Setiap vaksin yang dibuat menggunakan substrat embrionik, di mana kami punya bukti soal efek samping ini, yaitu menyebabkan adanya kecenderungan yang berlawanan.
"Vaksin yang diambil dari substrat embrio dan mereka melakukannya di sini, jadi, itu dapat menyebabkan kecenderungan yang berlawanan," ujarnya mengisyaratkan efek jadi kaum homoseksualitas.
Soal efek samping vaksin COVID-19 yang disebut Rabbi itu, dokter Tirta pernah menanggapinya melalui tayangan YouTube Deddy Corbuzier.
"Kaum antivaksin, sudah ada dari zaman BCG. Hoaks itu nggak benar," katanya.
Tak hanya dr.Tirta, juru bicara vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia juga menegaskan informasi yang menyebutkan bahwa kandungan vaksin Sinovac bisa memperpanjang ukuran penis 2-3 inci atau sekitar 5-7 cm, itu berita keliru.
Baca Juga: Viral Video Artis TikTok Asal Solo Jumpa Fans, Penggemar Ngumpul Nggak Pake Jaga Jarak
Jadi awalnya heboh dalam satu cuitan, bahwa Sinovac, memiliki efek samping yang tak biasa yang dapat menguntungkan kaum pria.
Postingan di Twitter itu juga membagikan foto artikel koran yang menyebut vaksin Sinovac dapat memperbesar ukuran penis lebih dari 7 sentimeter, wadidow!
Menyanggah soal ini, dr. Sepriani Timurtini Limbong mengatakan, efek samping vaksin Sinovac yang bisa memperbesar penis itu hanya pelintiran jurnal ilmiah.
“Sejauh pencarian literatur, berita atau pernyataan yang mengatakan vaksin virus corona bisa memperbesar penis itu salah. Vaksin virus corona memang punya efek samping yang range-nya ringan sampai berat. Tapi, tidak ada efek samping yang mengatakan bahwa vaksin COVID-19 bisa memperbesar penis,” ujar dr. Sepriani.
Baca Juga: Cowok Harus Tahu Bedanya Bau Penis Sehat Versus yang Sakit, Ini Penjelasannya!
Menurut penelusurannya seperti HAI kutip dari klikdokter, aslinya jurnal penelitian vaksin COVID-19 itu diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine dalam judul yang benar Phase 1-2 Trial of a SARS-Cov-2 Recombinant Spike Protein Nanoparticle Vaccine.
Namun dipelintir dan diubah, sehingga penelitian tersebut jadi berjudul SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has shown to increase penis length by 3 inches in some individuals.
So, jangan mudah percaya berita sekilas, harua cek terus kebenarannya sebelum menyebarluaskannya. (*)
.