Follow Us

Sejarah Musik Emo di Indonesia: Dari Muncul, Redup, hingga Bangkit Lagi

Alvin Bahar - Senin, 21 Desember 2020 | 09:00
Killing Me Inside
HAI

Killing Me Inside

Belum lagi ditambah adanya missing link dari generasi emo awal 2000-an hingga diakhir 2000- an. Saat itu, gig-gig yang banyak bermunculan mulai menerapkan sistem kolektif berbayar.

Tanpa harus ikut audisi ataupun merilis album bahkan lagu, band yang mau membayar biaya pendaftaran bisa memilih langsung jadwal tampil mereka.

"Sebenarnya nggak bisa disalahin juga kalau konsepnya memang cari untung. Tapi kalau satu acara band yang tampil sampai 25, yang nonton bakal capek duluan, kuping pengeng pastinya. Terus band yang main paling tampil bawain 3 lagu, makin susah ngatur waktu, band yang main juga durasinya dipotong, band yang nunggu lama capek duluan sebelum manggung," kata Aldy.

The Revival

Usaha untuk menumbuhkan skena emo lokal akhirnya mulai digeber per pertengahan 2010-an.

Mungkin, karena di luar sana emo mulai naik lagi juga. Akhirnya bermunculan pula band-band emo baru di negeri ini: Eleventwelfth, LKTDOV, Senja Dalam Prosa, dan lainnya.

Bahkan Synchronize Fest 2019 ngeboyong sejumlah band emo buat main.

Band-band tersebut adalah Jakarta Flames, Killed By Butterfly, Alone At Last, Too Late To Notice, dan Majesty.Ada pula The Side Project, Speak Up, Seems Like Yesterday, Killing Me Reunion, dan Dieunderdogg - Emo Revival.Dengan line-up ini, Synchronize Fest mengajak para penonton untuk bernostalgia dengan lagu-lagu hits dari para penampil yang berjaya di tahun 2000-an.

"Kalau dulu, band-band di era itu bisa main di Pensi, (termasuk awal Pee Wee Gaskins terbentuk) karena anak-anak sekolah yang jadi panitia pensi juga nonton gig dan akhirnya ngundang band-band dari skena untuk tampil di Pensi mereka," tambah Dochi, yang dulu tercatat sebagai gitaris The Side Project.

Selain Dochi, Josaphat juga berpendapat soal usaha mereka untuk membangkitkan skena emo lagi.

Menurutnya, semua jenis musik ada penikmatnya, dari pada terlalu sibuk menoleh ke kiri-kanan, lebih baik secepatnya memastikan diri sendiri seperti apa dan berkarya. Biarkan pendengar yang memilih.

"Mestinya sih bisa berkembang itu berbanding lurus dengan peminatnya. Asalkan ada wadah yang bagus, pasti bisa berkembang," tambah Aldy.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest