Zafira sehari-sehari mengajar di SMA 5 Bogor. Sementara, Fuad mengajar di Semut-Semut The Natural School Depok.
Tahun lalu pada peringatan Hari Guru Nasional, Fuad sempat bilang, guru itu punya andil dalam mendidik dan mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi masa depannya kelak.
"Kerennya itu pas murid sudah besar, udah jadi (sukses), itu ada andil kita: guru," katanya dikutip HAI dari Kompas.com.
Fuad cerita, awalnya dia nggak terpikirkan untuk menjadi guru. Bersentuhan dengan dunia mengajar itu diawalinya saat ia diajak oleh pendiri Yayasan Semut Beriring untuk melatih tim perkusi sekolahnya pada tahun 2016.
Dua tahun setelahnya (2018), ia ditawarkan untuk menjadi guru musik di Semut-Semut The Natural School Depok. Fuad merasa cocok menjadi guru lantaran bisa mengajar sesuai dengan skill dan improvisasi yang ia ingin lakukan.
Kebebasan mengekspresikan pelajaran musik ini menjadikan Fuad nyaman menyampaikan ajaran ke murid-muridnya. Semua dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
"Sekolahnya juga sekolahalam, jadi nggak sekaku sekolah-sekolah umum gitu. Terus banyak belajar di luar kelas. Nggakterus-terus di dalam ruangan," ujar Fuad lagi.
Baca Juga: Berhenti Ngobat dan Alkohol, Miley Cyrus Ngaku Takut Dirinya Join 27 Club
Setali tiga uang dengan Zafira yang meski merasa belum menemukan guru yang ideal selama ia bersekolah dari SD hingga SMA. Ia tetap ingin menjadi guru yang ideal, yaitu guru yang perhatian kepada murid-murid yang diajarnya.
Ia menyebutkan selama bersekolah dulu, ia kerap luput dari perhatian para guru. Dari situ, Zafira mengaku, dia bukanlah anak yang menonjol saat masa di sekolah.
"Saya ini bukan anak yang suka belajar, ambisius, pinter tapi bukan anak yang malas saja. Kalo lagi bisa ngerjain, ya ngerjain. Klo lagi malas ya malas saja, Biasa-biasa saja lah. Kalau anak-anak yang biasa aja rada kurang diperhatikan sama guru," ujar Zafira kepada Kompas.com.
Biasanya yang diperhatikan guru itu adalah murid yang pintar atau nakal. Ia merasa kurang diapresiasi lantaran memiliki minat bakat yang ingin ditonjolkan tetapi luput dari perhatian.
Ia jga pernah nggak dipercaya saat mendapatkan nilai ujian akhir di SMP. Padahal, lanjutnya, nilai itu merupakan hasil belajarnya sendiri.
"Nggakdipercaya dan itu rasanyanyakitin banget," tambahnya.
Dari pengalaman minim apresiasi dan perhatian guru selama bersekolah, ia lalu ingin menjadi guru yang ingin banyak mengapresiasi dan mengenali bakat setiap anak.
Baca Juga: Nggak Sabar Belajar Tatap Muka, Mendikbud Nadiem Makarim Buka Suara, Isinya Suruh Sabar!
Kini baik Zafira yang ehari-sehari mengajardi SMA 5 Bogor. Sementara, Fuad mengajar di Semut-Semut The Natural School Depok, keduanya bangga menjadi guru muda. (*)