Ia menyebutkan selama bersekolah dulu, ia kerap luput dari perhatian para guru. Dari situ, Zafira mengaku, dia bukanlah anak yang menonjol saat masa di sekolah.
"Saya ini bukan anak yang suka belajar, ambisius, pinter tapi bukan anak yang malas saja. Kalo lagi bisa ngerjain, ya ngerjain. Klo lagi malas ya malas saja, Biasa-biasa saja lah. Kalau anak-anak yang biasa aja rada kurang diperhatikan sama guru," ujar Zafira kepada Kompas.com.
Biasanya yang diperhatikan guru itu adalah murid yang pintar atau nakal. Ia merasa kurang diapresiasi lantaran memiliki minat bakat yang ingin ditonjolkan tetapi luput dari perhatian.
Ia jga pernah nggak dipercaya saat mendapatkan nilai ujian akhir di SMP. Padahal, lanjutnya, nilai itu merupakan hasil belajarnya sendiri.
"Nggakdipercaya dan itu rasanyanyakitin banget," tambahnya.
Dari pengalaman minim apresiasi dan perhatian guru selama bersekolah, ia lalu ingin menjadi guru yang ingin banyak mengapresiasi dan mengenali bakat setiap anak.
Baca Juga: Nggak Sabar Belajar Tatap Muka, Mendikbud Nadiem Makarim Buka Suara, Isinya Suruh Sabar!
Kini baik Zafira yang ehari-sehari mengajardi SMA 5 Bogor. Sementara, Fuad mengajar di Semut-Semut The Natural School Depok, keduanya bangga menjadi guru muda. (*)