Follow Us

Masih Viral Soal Gilang Bungkus, Apakah Fetish Seseorang Bisa Dideteksi?

Annisa Putri Salsabila - Minggu, 02 Agustus 2020 | 14:15
ilustrasi fetish yang terjadi pada diri seseorang
kompas.com

ilustrasi fetish yang terjadi pada diri seseorang

Hai-online.com- Beberapa waktu lalu sebuah unggahan mengenai adanya dugaan kasus pelecehan seksual yang menyangkut mahasiswa di salah satu PTN Surabaya viral di Twitter.

Berawal dari utas tersebut kemudian ramai soal ' gilang bungkus' dan 'pocong jarik' mengacu pada praktik dugaan pelecehan seksual dengan cara membungkus korbannya dengan kain.

Baca Juga: Corey Taylor Ungkap Alasan Album Debutnya Dikasih Nama 'CMFT'

Tweet itu ditulis sama salah satu korban yang menceritakan pengalamannya tersebut. Dalam twit tersebut korban mengatakan awalnya kenalan sama pelaku lewat media sosial.

Semula korban diajak mengikuti penelitian untuk dimintai bantuan pelaku dalam rangka menyelesaikan skripsinya. Tapi lama kelamaan korban curiga ada yang aneh, sehingga merasa harus mengungkapnya ke publik. Dugaan pelecehan seksual itu menyebut-nyebut soal fetish.Apa itu fetish?

Psikolog Klinis Dewasa Ni Made Diah Ayu Anggreni, M.Psi., menjelaskan fetish atau Fetishistic Disorder merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan seksual atau paraphilic disorder.

Dia menjelaskan, berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM), fetishistic disorder adalah daya tarik seksual yang intens pada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk mencapai kepuasan seksual.

Umumnya bagian tubuh itu nggak dipandang erotis atau nggak menstimulasi secara seksual.

"Hal ini terjadi secara terus menerus atau berulang. Individu dengan fetishistic disorder tidak akan mengalami kepuasan seksual jika tidak ada objek yang merupakan fetish-nya," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020).

Baca Juga: Rutin Menghisap Vape Bikin Paru-Paru Remaja 19 Tahun Ini Rusak Parah

Apakah berbahaya?

Menurut Diah dikatakan berbahaya kalo sampe merugikan diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik, psikologis, ataupun materi."Sehingga, jika sudah menunjukkan perilaku tersebut, perlu untuk ditangani dengan segera. Misalnya dengan terapi psikologis dan/atau penanganan farmakologi oleh psikiater," kata Diah.

Dia menjelaskan, dalam perkembangan manusia, fetish dapat muncul dalam konteks normal (bukan merupakan gangguan atau penyimpangan).Seseorang baru dikatakan sebagai Fetishistic disorder kalo sesuai dengan kriteria berikut:

Ketertarikan seksual pada benda mati atau bagian tubuh yang umumnya nggak erotis, dialami lebih dari 6 bulan.

Baca Juga: 'Tony Hawk's Pro Skater 1+2' Bakal Berisi Lebih dari 30 Soundtrack Baru, Ada Lagu MXPX hingga Machine Gun Kelly

Perilaku fetish yang ditunjukkan menyebabkan distress dan mengganggu fungsi sehari-hari (misal nggak bisa jalani pekerjaan/aktivitas sehari-hari dengan baik).

Objek fetish bukan benda yang dirancang untuk menstimulasi secara seksual. Dia juga menjelaskan, objek fetish dapat dikategorisasikan dalam 2 tipe, yaitu form fetishes dan media fetishes.

Pada form fetish bentuk atau wujud dari objek menjadi sangat penting, misalnya sepatu hak tinggi, sarung tangan, dan lain-lain.

Sedangkan pada media fetishes, yang menjadi fokus adalah material dari objeknya, misalnya terbuat dari bahan yang lembut atau kulit (jaket atau sarung tangan dari kulit).

Baca Juga: Gara-Gara Film Semibokep 365 Days, Netflix Kena Kritikan Pedas Soal Penculikan dan Seks Bebas

Apakah dapat dikenali?

Diah mengatakan, seseorang dengan fetishistic disorder tertentu biasanya nggak bisa dikenali dengan mudah. Hal itu karena di lingkungan sosialnya mereka juga bakalan berperilaku sama dengan yang lainnya.

Sehingga, kata dia, masyarakat perlu berhati-hati dan lebih peka/waspada terhadap sekitar.

"Jangan memberikan data personal pada orang yang tidak kita kenal. Jika diminta untuk melakukan sesuatu oleh orang asing, jangan langsung menyetujui atau mengiyakan," kata Diah.

Selain itu, sangat penting untuk mengkonfirmasi pada pihak atau institusi terkait kalo ada tawaran penelitian.

Diah juga berpesan, kalo seseorang dirasa mencurigakan atau janggal, maka jangan ragu untuk menolak. Sementara itu kalo didatangi secara langsung oleh orang asing, maka carilah tempat ramai dan terbuka agar mudah mencari pertolongan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai "Gilang Bungkus", Apakah Fetish Berbahaya dan Bisa Dikenali?",

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest