Dia menjelaskan, dalam perkembangan manusia, fetish dapat muncul dalam konteks normal (bukan merupakan gangguan atau penyimpangan).Seseorang baru dikatakan sebagai Fetishistic disorder kalo sesuai dengan kriteria berikut:
Ketertarikan seksual pada benda mati atau bagian tubuh yang umumnya nggak erotis, dialami lebih dari 6 bulan.
Perilaku fetish yang ditunjukkan menyebabkan distress dan mengganggu fungsi sehari-hari (misal nggak bisa jalani pekerjaan/aktivitas sehari-hari dengan baik).
Objek fetish bukan benda yang dirancang untuk menstimulasi secara seksual. Dia juga menjelaskan, objek fetish dapat dikategorisasikan dalam 2 tipe, yaitu form fetishes dan media fetishes.
Pada form fetish bentuk atau wujud dari objek menjadi sangat penting, misalnya sepatu hak tinggi, sarung tangan, dan lain-lain.
Sedangkan pada media fetishes, yang menjadi fokus adalah material dari objeknya, misalnya terbuat dari bahan yang lembut atau kulit (jaket atau sarung tangan dari kulit).
Baca Juga: Gara-Gara Film Semibokep 365 Days, Netflix Kena Kritikan Pedas Soal Penculikan dan Seks Bebas
Apakah dapat dikenali?
Diah mengatakan, seseorang dengan fetishistic disorder tertentu biasanya nggak bisa dikenali dengan mudah. Hal itu karena di lingkungan sosialnya mereka juga bakalan berperilaku sama dengan yang lainnya.
Sehingga, kata dia, masyarakat perlu berhati-hati dan lebih peka/waspada terhadap sekitar.
"Jangan memberikan data personal pada orang yang tidak kita kenal. Jika diminta untuk melakukan sesuatu oleh orang asing, jangan langsung menyetujui atau mengiyakan," kata Diah.