Follow Us

Ngerasa Nggak Sih Kalo Work From Home Bikin Jam Kerja Kerasa Lama?

Annisa Putri Salsabila - Rabu, 01 April 2020 | 09:00
Ilustrasi. Pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah-tengah anjuran work from home (WFH).
Kompas.com

Ilustrasi. Pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah-tengah anjuran work from home (WFH).

Hai-Online.com - Semenjak pemerintah Indonesia physical and social distancing, beraktivitas dari rumah udah kayak normal yang baru.

Banyak dari masyarakat kita yang nerima keputusan ini, ada juga yang nggak. Mungkin di awal penetapan aktivitas di rumah aja diterima dengan senang hati untuk yang sekolah, kuliah dan kerja, karena kita pikir bisa enak-enakan santai di rumah, eits kadang justru sebaliknya. PR dan pekerjaan yang dikerjakan di sekolah, kampus atau kantor malah numpuk dan kita nggak ada waktu buat istirahat. Ngerasa?

Di masa pembatasan jarak sosial waktu perjalanan menuju kantor atau sekolah jadi hilang, tapi tanpa kita sadari, work from home (WFH) ngebuat kita ngabisin lebih banyak waktu kerja.

Menurut analisis aktivitas server di jaringan NordVPN nemuin hari kerja rata-rata meningkat tiga jam di Amerika Serikat sejak pertengahan Maret, saat banyaknya perusahaan di dunia sudah nerapin aturan bekerja dari rumah.

Di negara-negara maju seperti Inggris, Prancis, Spanyol, dan Kanada, orang bekerja dua jam lebih lama.

Sementara itu, orang memiliki rata-rata waktu kerja extra satu jam di Belanda, Denmark, Belgia dan Austria. Namun, hari kerja nggak berubah di Italia, yang sejauh ini merupakan negara dengan dampak terparah karena Covid-19.

Baca Juga: Supaya Nggak Ketauan Keluar Rumah Saat Lockdown, Orang Ini Nyamar Jadi Semak-semak

Gemma Lloyd, co-CEO jaringan kerja global Work180, mengatakan ada kecenderungan bekerja lebih lama di rumah karena orang sulit menyesuaikan dan netapin batas waktu kerja.

Seseorang biasanya punya struktur pergi ke tempat kerja dan pulang. Sekarang, selama WFH, kita nggak terburu-buru nyelesaiin pekerjaan untuk ngejar-ngejar kereta, nggak ada lagi urgensi yang sama. Padahal, duduk di meja selama berjam-jam sebenernya juga nggak sehat dan bisa merusak kualitas kerja dari waktu ke waktu.

Bertambahnya waktu kerja kemungkinan juga karena banyak orang berusaha membuktikan ke atasannya kalau mereka masih bekerja keras, kata Molly Johnson-Jones, salah satu pendiri platform kerja fleksibel, Flexa.

Namun, Johnson-Jones mengatakan, kebutuhan untuk ngebuktiin produktivitas akan mereda ketika bekerja dari rumah menjadi norma. Dia mengatakan karyawan nggak boleh merasakan tekanan bekerja pada waktu yang biasanya dipakai untuk ngelakuin perjalanan ke kantor.

Sebagai gantinya, mereka bisa gunain waktu tersebut untuk berolahraga, membuat sarapan atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Ambil jeda secara teratur dan sadari berapa lama kita telah menatap layar tanpa jeda.

Baca Juga: Bukan Cuma Khayalan, Rumah di Film 'My Neighbor Totoro' Beneran Ada di Dunia Nyata

Survei yang melibatkan lebih dari 1.000 pekerja di AS oleh bisnis layanan penggajian Amerika, Paychex, menemukan karyawan yang kerja di luar kantor mencatat rata-rata dua jam waktu henti per hari, 20 menit lebih lama dari karyawan yang bekerja di kantor.

Selain beristirahat secara teratur, Lloyd merekomendasikan pengaturan alarm untuk berhenti bekerja.

"Jika kita masih ingin bekerja lembur, tidak apa-apa, tekan tombol snooze --tapi jangan bekerja hingga larut," katanya. Johnson-Jones mengatakan orang untuk mengingat situasi saat ini, di mana bekerja dari rumah tidak selamanya dan "kadang-kadang ada kebaikan yang muncul karena dipaksa melambat dan beradaptasi."

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest