HAI-online.com - Kebanyakan masyarakat Asia, termasuk Indonesia, memang suka sekali makan berbagai jenis makanan yang pedas.
Namun ternyata, studi terbaru menunjukkan bahwa orang-orang yang sering makan pedas, dari cabai segar maupun kering tiap hari, punya risiko lebih tinggi terkena demensia.
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut menurunnya kemampuan mental yang cukup parah, yang mengganggu kehidupan sehari-hari
Diberitakan oleh Mirror, penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari University of South Australia dan Qatar University terhadap 4.582 orang dewasa usia 55 tahun ke atas selama 15 tahun, antara tahun 1991 sampai 2006.
Baca Juga: Kecubung, Bahan Narkoba Paling Mematikan di Dunia Itu Tumbuh di Indonesia!
Mereka mengumpulkan data untuk penelitian ini dengan memonitor pola makan dan daya ingat para partisipan.
Lebih dari 3.000 partisipan, fungsi kognitifnya dinilai dalam setidaknya dua sesi pada tahun 1997, 2000, 2004 dan 2006.
Untuk mengumpulkan data untuk studi tersebut, para peserta diminta untuk melakukan kegiatan berikut:
- Mengingat 10 kata dari daftar
- Hitung mundur dari 20
- Menilai ingatan mereka pada skala "sangat baik" sampai "sangat buruk"
Setelah itu, para peneliti secara mengejutkan menemukan bahwa partisipan yang makan lebih dari 50 g cabai per hari memiliki "dua kali lipat risiko penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif yang buruk".
Para peneliti menceritakan bahwa penurunan daya ingat karena makan cabai lebih menonjol pada peserta yang kurus.
Dr Zumin Shi selaku pemimpin penelitian tersebut mengatakan, "Konsumsi cabai ternyata bermanfaat untuk berat badan dan tekanan darah dalam penelitian kami sebelumnya."
"Namun dalam penelitian ini, kami menemukan efek buruk pada kemampuan kognitif orang-orang saat dewasa," tambahnya.
Baca Juga: Layar Sentuh Ternyata Merusak Kesehatan, Ini 4 Penyakit yang Bisa Datang
Para peneliti melakukan analisis pada pola makan para partisipan, dan mereka menemukan bahwa cabai segar maupun kering memiliki dampak pada ingatan mereka.
Namun, hal ini nggak berlaku pada bahan seperti paprika dan lada hitam.
Di satu sisi, Dr Clare Walton seorang peneliti peneliti di Alzheimer's Society, menjelaskan bahwa capsaicin dalam dosis tinggi memang bisa "menonaktifkan" saraf yang menyebabkan rasa sakit, sehingga dapat mempengaruhi "kelayakan" saraf.
Meski begitu, ditekankan bahwa teori itu spekulatif dan diyakinkan bahwa orang-orang nggak harus sepenuhnya berhenti untuk makan cabai, seperti dikutip dari Daily Mail.