Follow Us

5 Festival yang Gimmicknya Nggak Biasa, Ada yang Pakai Kotoran Sapi Segala!

HAI Internship - Rabu, 17 Juli 2019 | 20:35
Konser Marshmello dalam game Fortnite
Andrew Webster / The Verge

Konser Marshmello dalam game Fortnite

HAI-ONLINE.COM - Sebagian besar dari masyarakat, apalagi anak muda diketahui suka banget sama festival.

Dalam sebuah festival biasanya bakal terjadi sebuah perkumpulan, pertemuan, untuk satu alasan yang sama.

Entah itu diisi dengan perayaan sebuah kota, penyambutan sesuatu yang dihormati oleh adat, gelar acara musik, seni, budaya, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Event Musik Bali Blues Festival 2019 Siap Berbagi Panggung dengan Musisi Rock!

Dari peristiwa itu tentunya bakal menciptakan sebuah cerita, sejarah, yang tentunya nggak bakal mudah untuk dilupakan.

Apalagi kalo festival yang diadakan itu nggak biasa. Nggak seperti festival yang pernah kita lihat, atau bahkan nggak pernah terbayangkan.

1. Festival Musik Bawah Air, Amerika Serikat

Diadakan di Florida Keys, festival ini mulai ada sejak tahun 1980-an.

Festival ini punya tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, agar bisa ikut melestarikan terumbu karang Keys, yang diadakan pada bulan Juli.

Baca Juga: Tikus Ternyata Sebabkan Kerusakan Terumbu Karang Dunia, Kok Bisa?

Biasanya untuk festival itu, para penyelam dan perenang snorkel bakal hadir menyaksikan para musisi yang berpakaian seperti ikan dan putri duyung yang bermain dengan instrumen bertema nautical.

Mereka yang berada dibawah air bakal menikmati alunan musik yang diputar itu melalui stasiun radio lokal melalui speaker bawah air.

2. Festival Lumpur Boryeong, Korea Selatan

Di festival ini, turis dan penduduk lokal sama-sama ikut berkumpul dan bersenang-senang di lumpur di kota Boryeong, Korea Selatan.

Ada sejak akhir tahun 1990-an, festival ini diadakan selama dua minggu di bulan Juli, dan berhasil menarik jutaan pengunjung dari seluruh dunia untuk menghadirinya.

Baca Juga: Ubud Masuk 10 Besar Kota Terbaik di Dunia Menurut Para Travelers

Di sini semua orang bisa berkubang dalam lumpur di sepanjang garis pantai dan menikmati manfaat dari kualitas mineral lumpur untuk kecantikan.

Lumpur-lumpur pada festival itu dibawa oleh truk, dan diletakkan di Pantai Daecheon, di mana para pengunjung bisa melakukan gulat, ski lumpur, seluncuran lumpur, bahkan bisa menikmati pijat lumpur yang berguna untuk meremajakan.

3. Kanamara Matsuri, Jepang

Menurut legenda yang ada, dulu lingga besi besar dibangun untuk menggagalkan iblis pemakan penis dan diabadikan di luar desa.

Para pekerja sex bakal datang ke Kuil Kanayama untuk berdoa meminta perlindungan dari bahaya pekerjaan tertentu dari STD (Sexually Transmitted Diseases).

Tapi pada zaman modern, fokusnya udah bergeser kepada kesuburan bagi wanita muda yang udah menikah, dan pada festival ini juga mereka mengumpulkan dana untuk penelitian penyakit HIV.

Baca Juga: Beberapa Penyakit Ini Bakal Kamu Derita Kalo Sering Makan Sambil Berdiri

Setiap bulan April, kuil dengan patung penis besar diarak di jalan-jalan selama satu jam parade. Nanti di akhir parade, para pengunjung festival bisa menikmati makanan lokal serta lolipop berbentuk penis.

4. Night Of The Radishes, Mexico

Noche de Los Rabanos (Night of the Radishes) merupakan sebuah festival natal di kota Mexico, Oaxaca.

Festival ini secara resmi diproklamirkan pada 23 Desember 1897. Di sana para turis dan penduduk lokal bisa melihat ukiran-ukiran pada lobak dengan berbagai macam tema.

Lobak pada festival ini bersumber dari petani lokal. Namun dengan berkembangnya popularitas kontes untuk ukiran lobak ini, didirikanlah perkebunan lobak yang khusus di luar kota, sebagai bahan untuk para kontestan festival.

Baca Juga: Setiap Harinya Ada 250 Kasus Herpes di Kota-kota dekat Festival Coachella

Untuk hasil dari ukiran lobak ini, nantinya bakal dipilih pemenang berdasarkan tampilan dari lobak yang diukir, dan dihadiahi dengan uang tunai.

5. Perang Pidakala, India

Di sebuah desa di India wilayah Pradesh, dilempar dengan kotoran sapi dikatakan dapat membawa keberuntungan yang besar.

Setiap bulan April, para penduduk desa Kairuppala melemparkan kotoran sapi satu sama lain di akhir festival Ugadi mereka.

Perkelahian yang melibatkan kotoran sapi ini dikatakan membawa kesehatan, kemakmuran, dan hujan kepada siapa pun yang cukup beruntung untuk dihantam oleh rudal yang bau itu.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Media Sosial Bisa Mengganggu Kesehatan Mental

Kalaupun ada yang terluka karena lemparan kotoran sapi itu, nggak usah takut. Katanya, kotoran tersebut mengandung kualitas penyembuhan khusus. (*)

Penulis: Nada Aprillia

Source : Listverse

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest