Follow Us

Dari Asrama Brimob Terbakar Hingga Polisi dari China, Ini 4 Hoaks yang Muncul dalam Kerusuhan 22 Mei

Bayu Galih Permana - Jumat, 24 Mei 2019 | 15:30
Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5).
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5).

HAI-Online.com - Beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia tengah fokus dengan kericuhan yang dipicu dan dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, guna memperkeruh aksi massa 22 Mei terkait penolakan hasil Pemilu 2019 dari pihak KPU pada Selasa dini hari (21/5).

Nggak cuma memicu kerusuhan di lokasi, oknum yang memanfaatkan situasi panas Indonesia demi kepentingan tertentu ini juga mencoba menggiring opini masyarakat dengan menyebarkan hoaks melalui sejumlah media sosial.

Apa saja hoaks yang muncul pada aksi massa 22 Mei lalu, dan bagaimana fakta sebenarnya?

Supaya kalian semua nggak termakan ataupun terpecah karena kabar palsu, berikut HAI udah merangkum sejumlah hoaks yang sengaja disebar oknum tertentu di tengah kerusuhan aksi 22 Mei.

1. Asrama Brimob Dibakar

Sempat beredar kabar bahwa massa melakukan aksi pelemparan batu dan bom molotov hingga pembakaran pada unjuk rasa 22 Mei 2019, yang menyebabkan Asrama Brimob Petamburan di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, terbakar.

Menanggapi kabar tersebut Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono selaku Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya mengatakan bahwa berita itu nggak benar, dan yang terbakar adalah mobil-mobil di parkiran Asrama Brimob Petamburan.

"Bukan (asrama), (melainkan) mobil. Asramanya baik-baik saja, tidak terbakar ya, tapi parkiran mobil di depan asrama yang terbakar. Di depan asrama ada beberapa mobil yang terparkir yang kemudian dibakar," terang Argo seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.

Baca Juga: Viral Aksi Polisi Hibur Wartawan Australia yang Liput Kerusuhan 22 Mei dengan Sulap

2. Penyerangan Masji Al Makmur Tanah Abang

Pada Selasa (21/5) lalu, sebuah akun di media sosial mengunggah video soal adanya penembakan peluru dan gas air mata yang dilakukan oleh polisi dan TNI terhadap jemaah di Masjid Al Makmur Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Bahkan, unggahan tersebut menyebutkan adanya lima butir peluru sebagai barang bukti tembakan yang ditemukan anggota polisi pada lokasi kejadian.

Selain itu, dalam video juga terdengar bunyi letusan senjata api di luar masjid, sebelum akhirnya puluhan orang terlihat memasuki area masjid untuk menghindari tembakan gas air mata yang dikeluarkan polisi.

Mendengar kabar tersebut, Irjen Pol Muhammad Iqbal selaku Kepala Divisi Humas Polri langsung memberikan bantahan soal adanya serangan personel Brimob di Masjid Al Makmur, Tanah Abang, Jakarta.

"Saya bantah bahwa Brimob tidak pernah menyerang masjid. Teman kami, rekan kami, TNI juga tidak pernah menyerang masjid, tapi diviralkan menyerang masjid," terangnya dalam keterangan pers di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Rabu (22/5).

3. Polisi Menyerang Demonstran dengan Peluru Tajam

Sebuah kabar menyebut seorang korban bernama Farhan tewas akibat luka tembak di bagian leher hingga tembus ke bagian belakang tubuhnya saat turut serta dalam aksi demonstrasi di depan Pasar Blok A Tanah Abang.

Menurut keterangan salah seorang YouTuber yang ikut terjun langsung meliput ke lapangan, Fiki Firmanto, petugas kepolisian nggak menyerang dengan peluru tajam, melainkan peluru karet, peluru hampa, dan gas air mata untuk membubarkan massa.

"Polisi menembak masyarakat dengan peluru karet, dan peluru hampa. Polisi juga memakai gas air mata untuk membuat pandangan massa terganggu. Polisi sudah berusaha mengamankan dan membuat situasi menjadi kondusif, tapi massa terus menyerang," ujar Fiki.

Hal ini juga diperkuat dengan keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (POl) Dedi Prasetyo yang mengungkapkan bahwa polisi yang melakukan pengamanan aksi nggak membawa peluru tajam.

"Aparat kepolisian dalam rangka pengamanan unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam," ujar Dedi, Selasa (21/5).

Baca Juga: Kisah Pedagang Kecil yang Rugi Hingga Rp 20 Juta Setelah Warungnya Dijarah Perusuh 22 Mei

4. Anggota Brimob dari China

Selain itu ketiga berita di atas, muncul kabar di sejumlah media sosial yang menginformasikan adanya polisi China yang turut mengamankan aksi demonstrasi karena mata anggota Brimob terlihat sipit.

"Brimobnya keren cuyy... Lokal apa import nih... Coba perhatikan mata, warna kulit, dan rambutnya... Percayakah Anda bahwa mereka Brimob lokal?" tulis keterangan yang ada.

Melihat adanya berita tersebut, Fiki Firmanto menjelaskan bahwa kabar tersebut nggak benar, dengan memberikan bukti postingan dari istri anggota Brimob yang dimaksud lewat Facebook.

"Ini foto anggota Brimob yang menggunakan masker tersebut. Memang matanya agak sayup seperti etnis Tionghua, tapi bukan berarti dia langsung dari China dikirim," ujar Fiki dengan nada tegas.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menegaskan bahwa nggak ada petugas Brimob dari negara lain yang turut menjaga keamanan aksi demonstran kemarin.

"Tidak ada, kami bantah. Murni bahwa (petugas kepolisian) itu adalah personel Brimob, warga negara Indonesia," ujar Iqbal.

Dari sini kita bisa belajar sob supaya nggak mudah percaya dengan informasi yang belum terbukti kebenarannya, apalagi sampai ikut menyebarkan. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest