HAI-Online.com – Selain nama Ananda Hafidh Rifai Kusnanto, siswa kelas XII IPA 6 SMAN 4 Surakarta, dan Alexander Farrel Rasendriya dari SMA Negeri 3 Yogyakarta, Muhammad Dzul Fakhri juga tercatat sebagai siswa peraih nilai Ujian Nasional (UN) terbaik.
Yap, warga SMAN 68 Jakarta ini meraih nilai rata-ratanya 100,00 untuk Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPA.
Dikutip HAI dari Warta Kota (Anggie Lianda Putri), Dzul mengaku selama ini ia mengamalkan pelajaran yang diujikan ke teman-temannya. Dengan kata lain, ia bersedia bila diminta mengajari teman satu angkatan dengan sukarela.
Baca Juga: Dapet Nilai UN Terbaik se-KalSel, Siswi Ini Tetap Nggak Dapat Bonus
Bahkan, ia pun memberi tip bagaimana cara belajarnya sebelum menghadapi ujian.
Keakraban Dzul dan teman-temannya dalam belajar, ternyata tertuang juga sampai setelah ujian selesai. Mereka berkumpul untuk membahas bersama soal-soal yang selesai diujikan.
“Saya dan teman-teman sempat me-review soal-soal yang telah dikerjakan. Ada beberapa soal yang saya ragu jawabannya. Nah di situ saya merasa nggak mungkin dapat nilai maksima,” katanya sempat nggak yakin lho nilai Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan pilihan mata pelajaran Fisika, Kimia atau Biologi hasilnya sempurna. 100!
“Tingkat kesulitannya lebih dari UN yang tahun lalu dan ini menurut saya lebih menguras otak,” katanya yang ikut UTBK.
Baca Juga: Belum Lama Meluncur, Aplikasi Direct Message Instagram Ditutup
Dzul juga menceritakan, keberhasilannya itu juga didapat bukan karena belajar kebut semalam. Lantas, bagaimana Dzul memersiapkan ujian sejak jauh-jauh harinya?
“Sebentar sih, karena semester 1 saya fokus untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Nah yang benar-benar belajar untuk UN fokusnya mulai kelas 12 semester 2, dekat-dekat UN saja,” jelasnya lagi.
Dikatakan Dzul, dia tak Cuma belajar di rumah, pulang sekolah dia pun ikut bimbingan belajar tambahan. “Ikut, tiga hari dalam seminggu. Hari Senin, Rabu, dan Jumat,” terangnya lagi.
Dia juga selalu menyempatkan membuka catatan ulangnya dan kembali menekuni selama 2 jam.
“Cuma dua jam kayaknya, karena menurut saya, belajar itu tidak perlu dipaksa, nanti justru enggak masuk sama sekali. Jadi santai aja,” pungkasnya lagi.
Sekarang, Muhammad Dzul Fakhri telah mendaftar di kampus FMIPA ITB angkatan 2019. Semoga tetap berprestasi ya, bro! (*)