Ternyata, pandangan ini menurut para peneliti, hanyalah mitos belaka dan sudah lama dibantah oleh mereka.
Dikutip dari Kompas Health pada Sabtu (19/6/2021), aktivitas seksual ini malah dapat meningkatkan harga diri dan membantu seseorang mengeksplorasi seksualitasnya.
Konon, beberapa orang yang melakukan masturbasi memang merasa bersalah atau cemas tentang hal itu sesudahnya.
Apalagi secara historis, kegiatan masturbasi selama ini memang masih menjadi tabu sosial.
Sebuah studi berjudul “The solitary vice: The superstition that masturbation could cause mental illness” pandangan yang menghubungkan masturbasi dan masalah kesehatan mentalmuncul pada awal abad ke-19.
Pada tahun 1900-an itu, para profesional medis telah meninggalkan pandangan ini karena penelitian tentang psikologi dan seks telah memperjelas bahwa praktik masturbasi hampir bersifat universal.
Baca Juga: Ketagihan Seks di Usia Muda Seperti Gofar Hilman, Ternyata Ada Tanda-tandanya!
Masturbasi adalah kegiatan umum dan relatif aman yang dapat menawarkan manfaat kesehatan seksual, tetapi beberapa agama dan budaya memang melarangnya.
Meskipun masturbasi tidak menyebabkan depresi, pandangan agama, budaya, atau sosial seseorang dapat menyebabkan mereka merasa tidak enak tentang hal itu.
Akan tetapi kegiatan masturbasi itu sendiri tidak akan berpengaruh pada apakah seseorang mengalami depresi atau tidak? Faktor luar yang lebih berperan.
Editor : Hai
Baca Lainnya
PROMOTED CONTENT
Latest