Lita Asghira Prasetyo - Unair
"Waktu itu (saat bencana) aku lagi jagainstanddanusan acara jurusanku, terus sekitar jam 3 sore temankuchatnanyain Palu yang katanya gempa. Aku sebenarnya nggak segitu panik karena emang Palu udah sesering itu gempanya. Tapi, tetapchatbapak. Kata bapak nggak papa, gempa 4 kali, tapi hanya 4-5 SR. Jadi, aku tenang dan jagainstandlagi.
Terus habis sholat maghrib aku ngecek HP. Ibu sama adek nelpon banyak kali. Otomatis aku nelpon balik. Awalnya buat nyambung susah banget. Tapi, akhirnya nyambung dan adekku suaranya gemetar ngomong kalau gempanya gede banget. Jadi aku panik dong karena kalau orang Palu yang bilang gempa gede, berarti beneran gede. Nggak nyampe semenit, teleponnya mati dan nggak bisa lagi dihubungi.
Aku langsung nangis dan dianterin teman balik ke kostan. Paling nggak percaya waktu katanya ada tsunami. Pas dikonfirmasi itu benar, langsung tambah kejer nangisnya. Sampai kostan aku nyoba telepon dan masuk ke bapak. Katanyaalhamdulillahrumah nggak apa-apa, karenaalhamdulillahbapak bangunnya udah memperhitungkan ketahanan rumah terhadap gempa. Tapi, lemari dalam rumah berjatuhan, jadi harus tidur di jalan.
Pokoknya semaleman ngga bisa tidur karena benar-benarwaktu telepon cuma 30 detik dan nggak bisa lagi setelah itu.
Saat ini aku di Surabaya ada posko perantauan Palu dan yang di Unair ngadain penggalangan dana. Sampai sekarang pun masih buka.
Pesan untuk yang jadi korban menurutku karena aku nggak ngalamin secara langsung, aku cuma bisa bilang berserah diri sama Yang Maha Kuaa. Memang gampang kalau ngomong, tapi menurutku kalau kita ikhlas dan berserah diri,insyaAllahterbantu secara jasmani maupun rohani. Selain itu, mungkin aku lebih berat ke netizen (termasuk aku) untuk nggak mudah percaya dan sebar hoaks.
Selain donasi, dukungan psikologis juga dibutuhkan buat keluarga kita yang sedang menderita di sana.
Baca Juga : Cerita 2 Mahasiswa Palu yang Kini Terus Membangun Rasa Optimis untuk Bangkit
Mencari Tempat Sepi Untuk Menangis
Kunto Agung Kresnadi - Universitas Islam Sultan Agung Semarang