Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Indonesia Darurat Campak-Rubella, Kenali Yuk Penyakit dan Solusinya!

HAI Internship - Senin, 17 September 2018 | 15:10
Ilustrasi vaksinasi
iStockphoto

Ilustrasi vaksinasi

HAI-Online.com - Beberapa waktu belakangan, sering nggak sih lo baca berita soal penolakan vaksin campak-rubella di daerah-daerah Indonesia?

Katanya mereka yang nolak sih, karena vaksin Measles-Rubella atau MR ini nggak halal karena menggunakan bahan mengandung babi.

Hal itu disayangkan banget, padahal vaksinasi sendiri bertujuan buat menghindarkan kita dari penyakit, dalam kasus ini campak dan rubella.

Kedua penyakit ini sendiri udah termasuk kategori darurat di Indonesia, lho.

Indonesia merupakan satu dari 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar di dunia pada 2015 menurut World Health Organization (WHO).

Kemenkes sendiri mencatat jumlah kasus campak dan rubela dalam 2014 sampai Juli 2018 mencapai 57.056 kasus.

Pada 2014 ada 12.943 kasus, 13.890 kasus di tahun 2015, 12.730 kasus pada 2016, dan 15.104 kasus di tahun 2017.

Rubela sendiri khususnya jadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan yang efektif, sob.

Penyakit ini bahaya banget buat anak-anak, ibu hamil, dan remaja kayak kita. Selama 5 tahun terakhir aja, 70% kasus rubella terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 15 tahun.

Rubella

Tapi sebelumnya, emang rubella tuh penyakit apa sih? Rubella atau campak jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit.

Walaupun sama-sama campak, tapi rubella dan campak beda karena disebabkan sama virus yang beda.

Penyakit ini disebabkan sama virus rubella dan sangat menular. Penularannya bisa terjadi lewat butiran liur di udara yang berasa dari penderita lewat batuk atau bersin.

Penggunaan alat makan dan minum barengan juga bisa menularkan virus.

Rubella ini bisa berakibat fatal buat penderita karena bisa mengakibatkan komplikasi yang serius.

Walaupun emang jarang, tapi rubella bisa menyebabkan radang otak dan memengaruh pembekuan darah.

Selain itu, kalo ada anak yang sakit rubella dan menularkan ke ibu hamil, nantinya si anak dalam kandungan gugur atau lahir cacat.

Kecacatan ini dikenal sebagai Sindroma Rubella Kongenital yang meliputan kelainan jantung dan mata, ketulian, dan keterlambatan perkembangan.

Gejala

Buat gejalanya sendiri, penderita rubella khususnya anak-anak biasanya mengalami gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa.

Gejala-gejalanya emang susah dideteksi, sob. Biasanya kayak gejala penyakit ringan aja.

Biasanya penyakit ini membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi penularan sampai muncul gejala.

Setelah terinfeksi, virus butuh waktu 5-7 hari buat menyebar ke seluruh tubuh. Dan potensi tertinggi penderita untuk menularkan rubella biasanya dari hari pertama sampai hari kelima setelah ruam muncul.

Gejala umum rubella biasanya meliputi; demam, sakit kepala, hidung tersumbat, nggak nafsu makan, mata merah, pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher, ruam kemerahan yang muncul di wajah terus menyebar ke seluruh tubuh, sampai nyeri pada sendi.

Buat mereka yang udah terlanjur terjangkit rubella, nggak perlu kuatir, cara penanganannya cukup sederhana kok.

Tapi yang perlu lo ingat, ini nggak bisa menyembuhkan rubella dan cuman untuk meringankan gejala aja. Karena sejauh ini rubella masih belom ada obatnya.

Pertama, lo harus beristirahat sebanyak mungkin. Terus banyak minum air putih supaya nggak dehidrasi.

Buat mengurangi nyeri dan demam, lo bisa mengonsumsi paracetamol atau iburprofen, obat demam biasa atau pereda nyeri sendiri. Selain itu, bisa juga minum air hangat yang dicampur madu sama lemon buat meredakan sakit tenggorokan dan pilek.

Vaksinasi

Karena belom ada obatnya, makanya saat ini pemerintah lagi gencar-gencarnya menghimbau rakyat buat ikutan divaksinasi.

Soalnya, sekitar 90% orang yang udah divaksin MR, bakal terhindar dari rubella.

Pemberian vaksin MR ini menggantikan vaksin MMR yang berguna buat mencegah rubella, campak, dan gondong.

Biasanya vaksin ini diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun. Dan boleh juga diberikan buat remaja sebelum berumur 15 tahun.

Persoalan vaksin MR ini sempet dan masih jadi bahan perbincangan yang nggak ada habisnya di Indonesia, sob.

Pasalnya, banyak orangtua yang menolak anaknya buat divaksinasi MR karena beralasan itu haram.

Setahun belakangan, perdebatan soal halal atau nggaknya vaksin MR rame banget, sob. Hal ini karena ada bahan berupa trypsin dan gelatin yang berasal dari enzim babi.

Tapi, bulan Agustus lalu pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) udah menerbitkan Fatwa Nomor 33 tahun 2018 yang memperbolehkan penggunaan vaksin MR produksi Serum Institute of India (SII) walaupun emang bener, proses produksinya menggunakan bahan mengandung babi.

Hal ini terjadi karena dianggap ada kondisi darurat. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Indonesia jadi negara terburuk kedua di dunia setelah India dalam hal campak dan rubella.

Selain itu, belum ada juga alternatif lain buat pencegahan campak-rubella. Penyakit ini belom ada obatnya, dan pencegahannya cuman bisa dari vaksinasi yang sampe saat ini belom ada yang halal. Makanya MUI memutuskan untuk memperbolehkan penggunaan vaksinasi MR.

Selain vaksin diperlukan juga langkah pencegahan dari diri sendiri supaya nggak ketularan campak-rubella.Pertama, hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin.

Terus kalo ada anggota keluarga yang terinfeksi, langsung pisahin ruangannya. Terakhir, lo juga harus menjaga kebersihan diri. Misalnya cuci tangan sebelum makan, nggak menggunakan alat makan bareng sama orang lain, dan lain-lain.

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Source :BBC alodokter.com klikdokter.com

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x