HAI-Online.com - Ada pepatah yang bilang hidup itu kayak roda. Kadang di atas kadang di bawah. Well, anggapan itu nyatanya berlaku juga di sepakbola. Menjuarai kompetisi domestik terutama liga jadi mimpi setiap klub sepakbola yang iklim sepak bolanya sehat.
Dengan menjuarai liga, selain karena gengsi, ngumpulin prestasi dan kontribusi juga penting. Hal itu juga penting kalo kita pengen pindah klub ke level yang lebih tinggi. Namun 7 pemain ini pernah, lho, ngalamin klub yang mereka bela harus terdegradasi.
Dengan semangat juang yang tinggi, mereka berhasil jadi pemain bintang, dan berkontribusi besar buat timnya. Siapa aja, sih, mereka?
Dilansir dari FourFourTwo, ini dia 7 pemain top yang pernah ngerasain klub terdegradasi. Cekidot!
1. Gabriel Batistuta (1992/1993)
Periode 1990an bisa dibilang adalah masa suram Fiorentina. Masih berduka gara-gara kebalap Juventus di perburuan Scudetto tahun 1982, fans La Viola harus kehilangan Roberto Baggio yang pindah ke Juventus dengan rekor transfer pemain termahal dunia. Terus pada 1991, Fiorentina ngerekrut pemain asal Argentina bernama Gabriel Batistuta.
Sesuai namanya, Gabriel Batistuta kayak 'malaikat' buat klub yang identik dengan warna ungu ini. Saat itu, kontribusinya belum terlalu memadai, sih, mengingat La Viola harus terjun bebas ke Serie B. Tapi keputusannya buat tetep bertahan di Artemio Franchi bikin Fiorentina berhasil merangsek ke papan atas Serie A. Total dari 332 penampilannya, doi ngoleksi 207 gol.
CEK JUGA NIH:Dengerin! Ini 5 Lagu Perdamaian yang Cocok Diputer untuk Ngabuburit
2. Willian (Corinthians / 2007)
Waktu Jose Mourinho dipecat gara-gara bikin Chelsea terjun ke papan bawah Premier League, cuma Willian kayaknya yang bisa tabah. Kenapa? Buat Willian terdegradasi sebagai tim besar bukan hal yang baru. Saat 2007, Willian ngoleksi 15 laga bareng Corinthians (sebuah klub besar di Brazil) yang ngalamin degradasi di akhir musim. Musim panas saat itu, doi langsung dikontrak Shakhtar Donetsk senilai 14 juta pounds. Dan sekarang Willian selalu jadi andalan Chelsea.
3. Dixie Dean (Everton 1929 / 1930)
Hampir semua pecinta Liga Inggris tahu soal 60 gol Dixie Dean pada 1927/28, tapi cuma sebagian orang juga yang tahu kalo dia terdegradasi ke Divisi II dua tahun kemudian.
Dean nyetak 18 gol dalam 16 pertandingan buat Inggris. Dean juga nyetak 23 gol dalam 25 pertandingan di 1929/30, tapi Everton finis di dasar klasemen dengan selisih satu poin dari tim peringkat 20 (di musim itu ada 22 peserta Liga Utama Inggris, dua tim terbawah terdegradasi).
4. Franco Baresi (AC Milan 1981/1982)
Saat ini, Milan lagi ngelewatin masa-masa sulit, tapi seenggaknya mereka belum 'tenggelam' terlalu dalam seperti di awal tahun 80-an. Rossoneri terlempar ke Serie B sebagai hukuman atas keterlibatan mereka dalam skandal taruhan Totonero pada 1981, dan terdegradasi lagi beberapa tahun kemudian setelah baru aja balik ke divisi teratas.
Bek tengah mereka, yang kelak menjadi legenda klub, Franco Baresi baru berusia 22 tahun saat Rossoneri terdegradasi untuk kedua kalinya.
Tapi, keputusan Baresi untuk tetap bertahan di Serie B memperkuat dirinya jadi legenda Milan dan dia menjadi salah satu pemain terbesar klub yang pernah dimiliki Rossoneri. Kemudian doi pensiun pada 1997, di usia 37 tahun.
5. Pablo Aimar (Real Zaragoza 2007/2008)
Pablo Aimar adalah seorang gelandang cerdas andalan Benfica. Bahkan, Messi pun ngaku ngefans sama mantan pemain Real Zaragoza itu. Aimar pernah ngerasai Premier League, Ligue 1, Serie A, dan Bundesliga. Sayangnya di LA Liga, doi gagal berprestasi. Kehadiran Aimar nggak berpengaruh buat keadaan Real Zaragoza yang terdegradasi. Alhasil doi hengkang ke Benfica.
6. Zlatan Ibrahimovic (Malmo 1999)
Apa yang kurang dari sosok Ibrahimovic? Ibra adalah pesepakbola yang nyaris sempurna. Tapi jangan salah, Ibra dulu pernah ngerasain terdegradasi, lho. Saat itu Ibra baru aja ngerasain masuk di tim senior Malmo harus ngerasain timnya terdegradasi. Tapi Ibra emang sosok yang berbakat. Dalam 26 pertandingan musim berikutnya doi nyetak 12 gol yang bikin klub Malmo masuk sebagai tim promosi. Sayangnya, kualitas Ibra saat itu nggak terlalu disorot.
7. Erik Lamela (River Plate 2010/2011)
Pemain yang kini berseragam Tottenham Hotspur itu, pernah juga ngerasain degradasi. Secara mengejutkan River Plate, klub besar Argentina kasta tertinggi secara mengejutkan harus terlempar dari Divisi Primera 2011. Setelah terdegradasi, Lamela berjuang bersama rekan-rekannya buat bikin River Plate masuk ke divisi utama sebagai tim promosi. Saat impian itu tercapai, Lamela dijual ke AS Roma dengan harga 14 juta pounds.