3. Dixie Dean (Everton 1929 / 1930)
Dixie Dean
Dean nyetak 18 gol dalam 16 pertandingan buat Inggris. Dean juga nyetak 23 gol dalam 25 pertandingan di 1929/30, tapi Everton finis di dasar klasemen dengan selisih satu poin dari tim peringkat 20 (di musim itu ada 22 peserta Liga Utama Inggris, dua tim terbawah terdegradasi).
4. Franco Baresi (AC Milan 1981/1982)
Franco Baresi, AC Milan
Saat ini, Milan lagi ngelewatin masa-masa sulit, tapi seenggaknya mereka belum 'tenggelam' terlalu dalam seperti di awal tahun 80-an. Rossoneri terlempar ke Serie B sebagai hukuman atas keterlibatan mereka dalam skandal taruhan Totonero pada 1981, dan terdegradasi lagi beberapa tahun kemudian setelah baru aja balik ke divisi teratas.
Bek tengah mereka, yang kelak menjadi legenda klub, Franco Baresi baru berusia 22 tahun saat Rossoneri terdegradasi untuk kedua kalinya.
Tapi, keputusan Baresi untuk tetap bertahan di Serie B memperkuat dirinya jadi legenda Milan dan dia menjadi salah satu pemain terbesar klub yang pernah dimiliki Rossoneri. Kemudian doi pensiun pada 1997, di usia 37 tahun.
5. Pablo Aimar (Real Zaragoza 2007/2008)
Aimar Zaragoza
Pablo Aimar adalah seorang gelandang cerdas andalan Benfica. Bahkan, Messi pun ngaku ngefans sama mantan pemain Real Zaragoza itu. Aimar pernah ngerasai Premier League, Ligue 1, Serie A, dan Bundesliga. Sayangnya di LA Liga, doi gagal berprestasi. Kehadiran Aimar nggak berpengaruh buat keadaan Real Zaragoza yang terdegradasi. Alhasil doi hengkang ke Benfica.
6. Zlatan Ibrahimovic (Malmo 1999)