Nggak terima mendapat teguran keras dari guru, siswa kelas II di salah satu SMK Balikpapan, Yud, tega menganiaya gurunya hingga masuk rumah sakit. Pri, (41) guru teknik mesin otomotif itu menderita memar di sekujur badan dan kepala akibat penganiayaan.
"Kami nggak bisa toleransi kekerasan siswa seperti ini. Perlakuan siswa yang sudah di luar kewajaran,” kata Wakil Kepala Sekolah Ek, Rabu (19/8/2015).
Pihak sekolah menggelar rapat mendadak terbatas seketika itu. Orangtua Yud pun diberitahukan bahwa si anak nggak lagi bisa diterima sebagai siswa di situ.
“Ibunya yang mewakili keluarga. Ia ditemani pekerja kantor (dari suaminya). Ibunya menerima dengan baik keputusan kami,” kata Ek.
Yud yang merupakan "anak kolong", istilah anak yang lahir dari keluarga tentara, mengambil persamaan setingkat SMP untuk kemudian melanjutkan ke jenjang SMK. Ia memilih masuk sekolah kejuruan otomotif ini mulai kelas satu, dua tahun lalu.
Yud menunjukkan perangai agresif, bahkan sejak pertama masuk sekolah. Ek mengatakan, Yud suka menonjolkan diri di depan teman-temannya, berani mengolok guru, hingga suatu kali terlibat baku pukul dengan sesama teman sekolah.
Ek mengakui soal perangai siswa agresif bisa dimaklumi karena diyakini bisa berubah seiring perjalanan belajar mengajar. Keyakinan itu terbentur pada diri Yud. “Karena ternyata persoalan anak ini mulai dari keluarga,” kata Ek.
Rabu (12/8/2015), saat jeda pergantian mata pelajaran jadi Kimia, Yud menyempatkan diri ke luar kelas. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengolok guru piket. Pri, guru senior untuk mata pelajaran teknik otomotif, menghardiknya dan meminta Yud kembali ke kelas. Yud justru marah saat itu, menantang berkelahi, memukul Pri, hingga harus dipisah para siswa lain.
“Anak ini memang sering kali mengolok guru piket. Misalnya, paling sering saat pulang sekolah, menggeber-geber motor di hadapan guru piket,” kata Ek.
“Pak Pri nggak membalas. Siswa-siswa yang memisah. Dia langsung dibawa ke rumah sakit, visum, lantas melaporkannya ke Polsek terdekat. Kemudian istirahat. Pak Pri nggak masuk kerja sampai empat hari. Sekarang sudah kembali ngantor,” kata Ek.
Wakil kepala sekolah ini mengatakan, tragedi Yud bagian dari dilema banyak pengajar pada umumnya. Guru dituntut target tinggi dalam menciptakan anak didik yang memiliki bukan sekadar pengetahuan ilmu tetapi juga budi pekerti. Siswa datang dengan latar belakang berbeda satu dengan yang lain, jadikan mengajar terasa kadang sulit kadang gampang.
3. Murid dan Orang Tua Aniaya Guru