Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

5 Band Indonesia yang Kena Masalah Ketika Bakal Mangung di SXSW, Mayoritas Batal Tampil

Alvin Bahar - Jumat, 09 Maret 2018 | 02:45
Cholil dan Adrian Jadi
Alvin Bahar

Cholil dan Adrian Jadi

HAI-ONLINE.COM - Manggung di Amerika Serikat, siapa yang nolak? Salah satu festival yang rajin ngundang band Indonesia buat tampil di negeri Paman Sam adalah South By Southwest alias SXSW. Sayang, buat manggung di Amerika Serikat, bukan cuma modal musik bagus aja. Dana, Visa, hingga dukungan pemerintah juga harus dimiliki. Kalo nggak, bisa kayak 5 band ini:

Cek: Ini Dia Asal-usul 9 Maret Ditetapkan jadi Hari Musik Nasional

Sigmun (2014)

Sigmun
Nggak mau gagal tampil gara-gara masalah finansial seperti kasus mereka di Canadian Music Fest 2012, demi tampil di SXSW, Sigmun menggelar sebuah gig fundraising pada Kamis (27/2/2014) di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.

Mereka menjual dan melelang beberapa merchandise demi mimpi tampil ke Amerika Serikat. EP Cerebro yang dilelang laku sebesar Rp. 1 juta, sedangkan sebuah artwork karya sang bassist, Mirfak, laku seharga Rp. 1 juta 50 ribu.

Di fundraising gig tersebut Sigmun nggak sendirian. Mereka berkolaborasi dengan dua cowok yang sudah dianggap seperti orang tua, Dodi "Komunal" Hamson dan Rekti "The SIGIT", serta penampilan dari dua band tamu, Marche La Void dan Marsh Kids.

Sayangnya, Sigmun batal ke SXSW 2014 karena masalah visa.

Kimokal dan The Trees and The Wild (2017)

Kimokal
2017 silam, tiga band lokal yakni Kimokal, The Trees and the Wild, dan Lightcraft akan mewakili Indonesia dalam festival South by Southwest (SXSW) 2017 di Austin, Texas, AS pada 10 hingga 19 Maret.

Ketiganya terpilih berdasarkan seleksi terbuka yang sebelumnya dibuka oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan panitia SXSW 2017 pada Desember 2016. Bekraf rencananya membiayai keberangkatan ketiga band tadi ke salah satu festival industri kreatif terbesar di dunia tersebut.

Namun, masalah muncul ketika dikabarkan Bekraf hanya mengirim startup saja.

“Kok jadinya startup aja yang dikirim? Karena ongkosnya murah? 3 band kita yang tembus @sxsw g jadi ya om Triawan?” tulis akun drummer Polka Wars, Deva di @devadevadeva.

Kicauan tersebut makin panjang setelah beberapa orang nimbrung. Akhirnya, Bekraf ngasih pernyataan.

Bekraf memiliki keterbatasan terkait anggaran untuk SXSW 2017. Imbas dari keterbatasan anggaran ini, Bekraf pun meralat jumlah kuota dukungan yang akan diberikan kepada delegasi band yang diberangkatkan. Jumlah ini berbeda dari pernyataan sebelumnya pada siaran pers Bekraf Desember 2016 lalu yang menyatakan akan mendukung sejumlah maksimal 10 musisi per band.

“Bekraf menetapkan untuk wakil Indonesia bidang musik, Bekraf hanya dapat mendukung biaya pengiriman maksimal 5 orang per grup. Sementara untuk bidang film dan interaktif hanya 1 orang,” tulis Bekraf dalam pernyataan keempat pada klarifikasi itu.

Bekraf pada klarifikasi tersebut juga menjelaskan akhirnya hanya satu band saja yang bersedia berangkat dengan bantuan Bekraf.

“Sampai batas waktu, kemudian hanya Lightcraft yang menyatakan kesediaan untuk menerima fasilitas pengiriman maksimal 5 orang dengan syarat prosedur yang sudah ditetapkan,” tulis BekrafID.

Dua band selain Lightcraft menolak mengambil keputusan Bekraf tersebut. Kimokal menjelaskan, jumlah mereka yang total ada 6 orang, plus mepetnya jadwal ngurus Visa dll bikin band elektronik tersebut pesimis buat manggung di Amerika Serikat.

The SIGIT (2008)

The SIGIT
Lewat sebuah surat dari record label mereka, FFWD Records, The SIGIT menjelaskan dua alasan kenapa mereka batal manggung di SXSW 2008. Dana dan ngurus Visa adalah alasannya.

“SXSW merupakan festival non-komersil yang memberikan kesempatan bagi band-band baru maupun lama untuk mendapatkan promosi dan coverage kepada pelaku industri musik dunia seperti label, media dan promotor. Oleh karenanya semua akomodasi dan transportasi akan ditanggung oleh peserta Festival (sebagai kompensasi peserta berhak mendapatkan semacam freepass yang bisa dipakai untuk memasuki seluruh arena festival),” tulisnya.

“Hal tersebut mambuat kami harus menanggung biaya sekurang-kurangnya Rp. 150 Juta. Tentu saja uang sebanyak itu tidak kecil bagi band seperti kami.”

Sedangkan untuk masalah Visa, ini pernyataan band Bandung tersebut. “Semua peserta festival SXSW harus mendapatkan visa kerja supaya secara sah dapat tampil di wilayah Amerika Serikat. Tentu saja membuat visa kerja lebih sulit dan lebih mahal dari pada membuat visa turis. Selain itu juga membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya.

Efek Rumah Kaca (2018)

Efek Rumah Kaca di acara #BersihkanDPR
Efek Rumah Kaca (ERK) memang nggak batal tampil di SXSW 2018. Tapi, mereka batal menggunakan bantuan Bekraf untuk melaju ke Amerika Serikat.

ERK menyayangkan kurangnya efisiensi pendanaan dari Bekraf yang hanya menjamin lima dari sembilan personel ERK. Padahal, jumlah dana yang tersedia cukup untuk membiayai sembilan orang atau jumlah total formasi panggung terbaik ERK.

"Dari awal kami sampaikan, untuk SXSW kami tampil dengan formasi album Sinestesia, tapi yang di-support cuma lima orang. Kalau memang dananya sebesar itu, kami tidak perlu putar otak cari dana tambahan untuk memberangkatkan sisa yang tidak di-support Bekraf," ujar bassis Poppie Airil kepada era.id.

"Yang kami permasalahkan bukan jumlah orang yang di-support. Tapi dana untuk lima orang bisa untuk 9-10 orang kalau kami kelola sendiri," tandasnya.

Akhirnya, ERK memilih untuk berangkat sendiri tanpa bantuan Bekraf.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x