"Kalo gue bilang sih, orangtua dari juniornya terlalu berlebihan. Kalau memang anaknya nggak mau di perlakukan seperti itu, mending homeschooling aja. Ketahuan, belajarnya dirumah, gurunya yg dateng kerumah. Lagi juga udah SMA, seharusnya orangtuanya sudah paham, dunia diluar sekolah lebih keras dan kejam. Mereka diperlakukan seperti itu kan agar mental mereka terbentuk dan bisa punya jati diri, dan siap menjadi seorang pemimpin."
Vianny Quininta - SMA Tarakanita Gading Serpong
"Nggak objektif sih menurut gue. Nggak ada landasan yg pasti juga. Kaya memihak dan nggak konsisten. Toh sekolah udah tau kegiatannya kayak gimana, Udah ngerti prosedurnya juga, Kok jadi malah jilat ludah sendiri? Haha. Menurut gua harusnya sekolah dengerin explanation dari dua sisi dong. Sisi pelaku dan korban. Baru cari jalan tengah. Bukan asal ambil keputusan tiba-tiba gitu. DO siswa kan pasti ada peraturan dan proseduralnya."
"Terlebih lagi, juniornya lebay. LDK kan memang begitu. Masa LDK isinya cuma seminar? Namanya aja Latihan Dasar Kepmimpinan, bukan seminar kesiswaan."
Fayiz Akbar - MAN 2 Jakarta
"Gua rasa sih, absurd banget itu sekolah. Secara Anin itu nggak menentukan hukuman apa yang akan diberikan ke juniornya. Tapi di video itu si juniornya yang minta ditampar. Ya, aneh aja gitu. Jelas-jelas juniornya yang minta ditampar, tapi kenapa Anin yang di DO? gua nggak setuju dengan keputusan dewan guru. Nggak adil aja gitu, tiba-tiba langsung di DO"
Brevadhya Bulandra Anwari - SMA Al-Izhar Pondok Labu.
"Menurut gue emang nggak jelas banget. Gue juga nggak terimalah dia diperlakukan kayak gitu, apalagi dia selama ini termasuk siswa yang aktif dan banyak prestasi."
Wira Herdiana Ilham Sampurna - SMAN 6 Pontianak Timur