Follow Us

6 Band yang Berhasil Menjadi Luar Biasa Sejak Muda Dari Berbagai Dekade

Alvin Bahar - Rabu, 31 Januari 2018 | 10:00
Musik speaks it's self
Rizki Ramadan

Musik speaks it's self

Roxx awalnya merupakan penggabungan 2 band lokal yakni Navy Punk dan Skull dengan formasi Trison (vokal), Jaya (gitar), Iwan (gitar), Tony (bass), dan Arry (drum), yang terlebih dahulu memainkan nomor-nomor hard rock dan glam metal pada tahun 1987. Dengan dandanan nyentrik dan glamor, Roxx sering membawakan cover version dari band-band seperti: Mötley Crüe, Def Leppard, dan Whitesnake.

Namun, identitas mereka berubah total setelah sang leader Arry Yanuar mengubah konsep band menjadi band thrash metal yang gemar memainkan cover Metallica, Anthrax, dan Testament. Nah, pada saat itu, cuma Roxx yang mainin musik-musik kayak gini dan bisa dibilang jadi pionirnya di Indonesia

Walaupun telah berusia lebih dari 20 tahun, namun lagu ini tetap membahana di seluruh penjuru tanah air. Bagi yang belum tahu, Rock Bergema adalah singel pertama dari band rock legendaris asal Indonesia, ROXX. Lagu ini mulai dikenal setelah masuk ke dalam album kompilasi Festival Rock Log Zhelebour tahun 1989. Lagu ini juga sering digunakan sebagai lagu tema program musik di beberapa stasiun radio di Indonesia.

Rock Bergema juga yang membawa ROXX menjadi salah satu musisi Indonesia pertama yang yang merilis albumnya di pasar internasional dengan dirilisnya album perdana ROXX pada tahun 1992 oleh Polygram International. Dan, berkat lagu ini pula, beberapa musisi di Indonesia bisa menjadi besar seperti saat ini.

Kita memang nggak mengalami masa keemasan dari lagu Rock Bergema. Namun, untuk mengenal roots musik rock di Indonesia rasanya sangat pas apabila dimulai dari lagu ini. Ya, di tahun 1987, Rock Bergema memang didaulat jadi lagu yang memberi semangat kebangkitan rock lokal. Sebabnya karena lagu ini dirasa punya ciri khas sendiri, nggak mengekor pada tren rock impor saat itu.

Serasa dimotori untuk menciptakan lagu-lagu rock original serupa, maka mulailah muncul keberanian pada band-band lain untuk bangkit dengan rock rasa lokal. Kebangkitan rock lokal pun dimulai!

Pas Band: Band indie lokal pertama

Pas Band
Kreativitas memang nggak bisa dibendung. Begitu juga dalam bermusik. Ketika era 90-an banyak pemusik muda menawarkan karyanya dan ditolak para pengusaha rekaman (major label), mereka segera mencari saluran lain dalam bentuk yang mungkin nggak pernah terpikirkan oleh awam. Yakni, bikin album dan menjualnya sendiri.

Seperti Pas Band. Saat itu Pas nyaris mengalami kebuntuan karena setiap kali menawarkan demo ke produser rekaman selalu ditolak mentah-mentah. Bahkan ada yang ngusulin agar Pas ganti nama segala. Hal yang sebenarnya nggak ada hubungannya dengan urusan musik. Dengan uang pinjaman Rp 15 juta. Akhirnya mereka memilih buat mengerjakan semuanya sendiri saja.

Music director GMR sekaligus manajer Pas, Samuel Marudut Sitompul mendirikan SAP Music Management, dan merilis album mini Pas, For Through The Sap, 1991. Sama sekali tanpa ada bayangan siapa akan bersedia jadi distributor. Kaset mereka pun beredar dalam jumlah terbatas, nggak kurang dari 5000 biji. Dengan begitu, Pas boleh dibilang merupakan musisi underground generasi pertama yang merekam karyanya tanpa harus melakukan kompromi dengan pihak pengusaha rekaman. Sadar atau tidak, SAP Music Management telah menempatkan dirinya sebagai indie label.

Toh, ketangkasan mereka dalam meraungkan musik altematif akhirnya sampai ke PT Aquarius Musikindo. Pas segera dikontrak, album mini tadi dirilis ulang.

Keberhasilan Pas dengan segera memancing bermunculannya grup underground lain, tapi membawa corak musik masing-masing. Mulai grindcore, deathmetal, hardcore, punk, dan banyak lagi. Jumlahnya kini mencapai ratusan dan bertebaran di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, bahkan sampai Balikpapan.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest