Follow Us

Benarkah Bunuh Diri Itu Menular? Apa Yang Perlu Dilakukan Saat Depresi? Simak Tanya-Jawab Lengkap Seputar Kesehatan Mental Remaja Ini.

Rizki Ramadan - Rabu, 13 Desember 2017 | 09:53
Bunuh diri itu bisa dicegah
Rizki Ramadan

Bunuh diri itu bisa dicegah

Biasanya mereka menyampaikan suicide note dengan emosi negatif mereka. Mereka pengen kabur dari rasa sakit itu. Bukan pengen mati, kok, sebenarnya. Mereka yang selamat dari percobaan bunuh diri pun merasa bersyukur bisa melanjuti hidupnya.

Oke sekarang ke masalah remaja. Ada yang bilang remaja SMA itu rentan depresi. Bener nggak sih?

Tepatnya, bukan cuma anak SMAnya aja. Tapi remaja. Karena ada yang dari umur 12 tahun sudah ada yang muncul gejala depresif dan bahkan keinginan untuk bunuh diri. Masa SMA itu bisa bikin chaos. Kita tiba-tiba mau pacaran, harus mengahadapi tuntutan akademik, persiapan kuliah. Banyak hal yang harus di-adjust. Anak SMA harus mulai belajar tanggung jawab dengan keputusanya, nggak bisa ke orang tua lagi.

Dilihat dari perkembangan biologi, kalau nggak salah, anak SMA tuh belum siap untuk pemikiran logis. Pemikiran matang. Itu jadi masalah. Yang akhirnya kalau mereka punya kerentanan biologis mengenai suicide, dari genetika, mereka jadi melakukan perilaku berisiko bunuh diri.

Wah, jadi keinginan bunuh diri itu bisa diwariskan dari orang tua, yah?

Lepas dari depresi. Ada riset yang bilang, gen untuk bunuh diri bisa diwariskan—terlepas dari dia punya gangguan jiwa atau nggak—dari orang tua yang pernah melakukan percobaan atau kepikiran bunuh diri.

Ternyata bunuh diri nggak mesti diiringi depresi. Kerentanan bunuh diri itu bukan masalah yang kita pilih. Ada orang yang remajanya baik-baik aja, ada yang chaos karena punya kecenderungan depresif. Ada yang di-bully baik-baik aja. Ada yang di-bully langsung pengen mati. Itu memang segitu kompleksnya dengan faktor biososialnya bunuh diri.

Sebenernya, kita bisa disebut depresi itu kalau udah kayak gimana, sih? Apakah ada fase-fasenya? Apakah overthinking salah satunya?

Yang pasti, gejala depresi itu adalah mood yang berubah dalam dua minggu. Dia merasa sedih, hampa, putus asa, berasa nggak ada rasa—beberapa orang bilang nggak ada rasa apa-apa—ada perubahan pola makan, pola tidur. Gerakannya terlihat gelisah atau dia jadi melamban banget. Konsentrasi mudah buyar. Kalau gejala itu terjadi dalam dua minggu itu bisa dibilang depresi.

Namun, ada gejala lain yang bisa terjadi, namanya manic, yaitu ketika dia mengalami moodswing, dari yang nge-drop banget tiba-tiba jadi semangat meletup-letup.

Tapi bukan berarti mereka happy karena mereka tetap mudah tersinggung. Di saat manic itu, dia bisa melakukan sesuatu yang impulsif: kebut-kebutan, belanja berlebihan, melakukan perilaku seks berisiko. Bisa juga dia jadi ngomong lebih cepat, dan tiba-tiba jadi ramah sama orang lain.

Nah, kalau dua tanda (depresi dan manic) itu terjadi, berarti dia mengidap bipolar. Mood-nya bisa tiba-tiba berubah drastis. Itu yang bahaya. Harus segera diatasi agar pemikiran bunuh dirinya nggak muncul mendadak.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest