Follow Us

Benarkah Bunuh Diri Itu Menular? Apa Yang Perlu Dilakukan Saat Depresi? Simak Tanya-Jawab Lengkap Seputar Kesehatan Mental Remaja Ini.

Rizki Ramadan - Rabu, 13 Desember 2017 | 09:53
Bunuh diri itu bisa dicegah
Rizki Ramadan

Bunuh diri itu bisa dicegah

Yang ditampilkan di 13 Reasons Why itu ekspilit. Seperti ngasih tutorial. Orang biasa pun akan ngeri, jijik, emosi negatif yang muncul ketika menonton. Mungkin memang maksud produsernya baik. Untuk menyampaikan ada pesan kamu bisa menyelamatkan orang-orang seperti Hanna, tapi packaging-nya salah total. Intinya itu. Temen-temen saya yang punya kecenderungan bunuh diri tidak nyaman sekali nonton film itu. Saya bilangin ke temen-temen, kalau nonton jangan sendirian.

Akibatnya semakin besar lagi karena selebriti yang meninggal. Ada efek dari selebriti ini . Dia berkembangnya di saat orang-orang kayak saya masih remaja juga. Lagu-lagunya masih hits. Attached. Kekacauan yang diciptakan lewat lirik lagunya tuh masuk banget dengan kekacauan masa remaja jaman itu. Depresinya dia. Itu berisiko sekali untuk akhirnya ke bunuh diri.

Jadi memang fenomenanya semakin keliatan memburuk.

Benar, nggak, sih kalau bunuh diri itu menular?

Menularnya Lewat media sosial, kata-kata yang eksplisit, asumsi-asumsi tunggal. Misal, ada kasus bunuh diri dan kita mengasumsikannya: orang itu putus dari pacar lalu bunuh diri. Mendengar asumsi tunggal itu, orang dengan masalah yang sama bisa melakukan hal yang sama. Karena dia punya kecenderungan depresif juga.

Langkah Linkin Park bagus sekali, mereka meninggalkan surat yang nggak menyebutkan bunuh diri. Mereka menceritakan kehidupan Chester. Dan mereka buat website untuk suicide prevention.

Itu yang harus kita lakukan jika ada kematian di komunitas. Bukannya malah mengalih-alihkan ada suicide. Atau malah bilang, ada suicide kami semua sedih.

Ketika stigmatisasi kematian tersebut dibiarkan itu sama dengan mengirim pesan bahwa its not ok to be suicidal, jadi ketika punya kecenderungan, kita akan bungkam. Butuh bantuan, diam-diam. Sementara ketika kita glorifikasi, kita mendorong mereka yang depresif untuk melakukannya

Kalau mendengar berita negatif kita lebih nangkep karena naluri bertahan hidup. Itu mengapa kalau kita merasakan emosi negatif jadi begitu membekas.

Nah, beberapa waktu belakangan ini kan ada sejumlah pelaku bunuh diri yang merekam aksinya lalu post ke media sosial. Sebenernya kenapa orang bunuh diri punya kecenderungan untuk melakukan itu?

Karena dia ingin mengeluarkan suicide note. Sekarang kan, media sosial, Facebook misalnya, sudah banyak digunakan sebagai diari. Sekarang ini, suicide note makin banyak pilihan medianya. Mau update status, bikin video di facebook, atau tulis tangan saja.

Yang disayangkan adalah, sebenernya yang di bulan Maret itu di bulan itu Facebook baru mengumumkan fitur report kalau ada orang yang mempost sesuatu yang menunjukkan dia mau melakukan self harming. Tapi kalau di Indonesia, setelah di-report, dilaporkannya ke mana?

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest