Di percakapan sehari-hari, kata ‘kepo’ itu sering banget kita pakai.
“Jangan kepoin IG mantan calon gebetan lo, nanti sakit hati.”Itu dua contohnya.“Kayak wartawan ih, kepo banget.”
Kalau ditelisik kata ‘kepo’ ini mulai terkenal sejak media sosial dan chat messengers makin rame. 'Kepo'datang bersamaan dengan singkatan ala internet lainnya kayak LOL'dan “BRB” (be right back).
Selama ini, kita mengartikan kepo sebagai perilaku selalu penasaran atau selalu ingin tahu segala-galanya. Nah, yang kita pahami, ‘kepo’ itu merupakan singkatan dari kalimat bahasa inggris, yaitu 'knowing every particular object'.
Tapi, coba deh dipikir-pikir lagi tata bahasa kalimat 'knowing every particular object'. Kalau diartikan menjadi 'mengetahui setiap objek tertentu.'Kepo adalah istilah menunjukkan kalau seseorang itu tahu banget tentang suatu hal secara mendalam bukan menunjukkan bahwa seseorang itu pengen tahu dan penasaran banget. 'knowing'dan 'want to know'kan beda. Iya nggak?
Pengamat bahasa Ivan Lanin juga pernah membahas asal usul kata ‘kepo’ ini. Penelusurannya membawa ia ke pengetahuan bahwa ‘kepo’ yang sehari-hari kita pakai itu bukan ‘kepo’ yang kita serap dari bahasa Inggris, melainkan dari diserap dari bahasa Hokkian.
Di sebuah situs yang membahas penggunaan bahasa Singlish yang dipakai di Singapura, Aussie pete, menceritakan salah satu kata yang sering dipakai adalah ‘Kay Po”.
'Kay poh' (or Kaypo)Chinese origins (written as 雞婆 in Chinese) . Refers to a person that is nosey parker or busybody. Eg 'Eh, Don't be so kaypoh leh!'. Sometimes abbreviated as "KPO".- Aussie PeteSitus Urban Dictionary juga mencatat bahwa ‘Kepo’ menjadi kata slang di Indonesia berawal dari penyerapan kata di bahas Singlish (Singaporean-english).
"Kaypoh" which means "really curious" defines a condition when apersonis wanna know about everything.