Follow Us

Alvin Yunata: Musisi Sidestream Zaman Sekarang Perlu Revolusi Mental

Rizki Ramadan - Senin, 20 Maret 2017 | 11:30
Alvin Yunata
Rizki Ramadan

Alvin Yunata

Menurut lo spirit dari musisi ‘90an yang perlu ada di musisi sekarang, apa saja?

Perjuangan dan koletivitas itu sih. penting. Bikinlah rilisan fisik, sekarang kan gampang yah. Ada toko plat, ada Record Store Day, semua fasilitas ada semua. Asal lo gaulnya bener dan manfaatin itu semua. Manggun juga gampang, bisa deketin anak Studiorama, Jimi Multazam, anak Ruangrupa. Bisa gabung ke mereka. Kalau di Jakarta, kolektivitas udah bagus, nah yang gue nggak tau di luar daerah nih. Mereka yang di luar Jakarta perlu berkolektif dan datang ke Jakarta. Karena kalau udah terdengar sampai Jakarta berarti band itu udah oke, dan mereka menunjukkan struggle-nya dengan datang ke Jakarta. Sekarang ini banyak yang masih jago kandang.

Dulu Teenage Death Star bisa masuk kompilasi JKT: Sekarang karena kami gaul, sering main ke Jakarta, mau manggung sama orang Jakarta, padahal kami band Bandung. Coba lo liat band bandung sekarang. Itu-itu saja yang manggung sampe sekarang. Nama lama semua. Gue heran, ini mana sih anak barunya.

Apa yang bisa dipelajari oleh band indie dari band mainstream?

Band mainstream itu punya mental cari duit dari musik, mau nggak mau mereka berjuangnya lebih kuat. Sementara band sidestream, musik akhirnya Cuma jadi sampingan. Pada takut nggak ada duitnya. Padahal kan sebenernya nggak gitu, kalau gue liat bang kayak Seringai, Dead Squad, White Shoes and The Couple Company, mereka udah bisa tuh hidup dari nge-band. Penjualan merchandise-nya bagus, panggungnya juga banyak. Sebenernya bisa make living dari sini. Asalkan punya prinsip “ini hidup-mati gue”

Lo sekarang bergerak di pengarsipan. Memang ada apa sih dengan pengarsipan musik Indonesia?

Pengarsipan di sini sangat lemah. Padahal Indonesia tuh kaya. Tapi nggak ada data. Akhirnya kami (Irama Nusantara) mempustakakannya. Kami bikin fondasi dan semua arsip ini bisa diakses gratis. Sekarang kami lagi fokus cari musik-musik Indonesia tahun 20-an, kalau bisa sih sampai tahun 2000-an.

Ada nggak hal yang lo cemaskan dari musik sidestream sekarang ini?

Itu sih, mentalnya. Sekarang serba mudah. Jangan cuma bikin band, terus udah. Ayo struggling. Kalau udah ngeluarin rilisan, ayo manggung, bikin sesuatu. Banyak band yang umurnya pendek karena mentalnya itu. Sayang, secara materi udah keren banget. Tapi ya kalau nggak disertai mental yang bagus ya sayang.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest