Follow Us

Vira Talisa, Perancis, dan Musik Pop Retronya Yang Manis.

Rizki Ramadan - Jumat, 17 Maret 2017 | 07:30
Vira Talisa, solois pendatang baru yang membawa musik pop retro
Rizki Ramadan

Vira Talisa, solois pendatang baru yang membawa musik pop retro

Coba hitung, berapa jumlah solois cewek yang memilih jalur pinggir (indie)? Lalu, ingat-ingat juga siapa saja musisi yang fokus menyajikan musik pop bernuansa retro? HAI yakin nggak lebih dari hitungan jari yang kamu dapat. Karena itu, kehadiran Vira Talisa dengan musik retro pop ini akan menarik. Apa lagi suaranya Vira itu, lho, bikin get up, get down, dan selalu pengen see you tomorrow lagi.

Di antara kawula Soundcloud, nama Vira Talisa tentu mencuat. Sejak pertama kali muncul dengan cover lagu Fly Me To The Moon milik Frank Sinatra, pada 26 Desember 2012, lagu baru Vira nggak pernah bikin pendengarnya ragu untuk kasih Like dan memutarnya berulang-ulang. Apalagi ketika ia cover lagu band retro pop paling pamor di Tanah Air, White Shoes and The Couple Company. Oom Leo, pencipta lirik Kisah dari Selatan Jakarta untuk WSATCC mesti kagum ketika Vira membawakan ulang lagu itu.

Berkat Waktu Luang di Perancis

Vira mulai pede dengan musiknya saat ia kuliah visual Art di Universiteit Rennes 2. Karena kelimpahan banyak waktu luang, Vira jadi rajin mengulik passion yang udah mulai tumbuh sejak ia suka denger musik latar film Disney dan The Beach Boys.

"Gue rekaman di kamar. Sebelumnya sih udah sering nulis lagu, tapi belum ngerti cara nyampur-nyampur track-nya," kata cewek yang saat kecil pernah les piano, les biola dan minta diajari gitar pada omnya.

Vira mengaku, tinggal di Perancis cukup memengaruhi dalam memperdalam minat musiknya. Referensi musiknya bertambah, ia juga bertemu teman-teman yang punya satu selera dengannya, bahkan ia sempat bikin trio folks bersama temannya dan sudah tiga kali manggung di sana. Vira juga hobi mengunjungi sebuah bar yang suka menampilkan pertunjukan musik secara proper.

Wacana untuk menerbitkan EP mulai mencuat pada 2014, yaitu sejak temannya yang bekerja sebagai produser tertarik dengan lagu Vira di Soundcloud.

"Dia nanya, gue punya materi atau nggak. Kebetulan gue punya tapi belum pernah dipublis. Lalu gue diajak main ke studionya satu hari, merekam satu lagu. Iseng."

Setahun berselang, akhir 2015 tepatnya, label rekaman yang bermarkas di Bandung, Orange Cliff, menghubungi Vira.

"Bikin album, yuk," kata Vira membunyikan ucapan dari pihak label.

Dengan mudahnya, tawaran itu Vira terima. Walau belakangan ia sempat surprised label rekaman yang sebelumnya kental dengan musik rock yang menawari. Maret 2016 Vira mulai bulak-balik studio hingga Juni 2016.

"Penulisan lagunya udah lama, sebenernya, tapi baru mulai digarap saat itu. Ada yang cuma baru jadi musiknya doang, ada yang cuma liriknya. Gue yang compose sendiri materi awalnya. Waktu pengerjaannya, dapat masukan dari para musisinya. Tapi tetap gue yang nge-direct," cerita Vira.

Mengerjakan proyek musiknya secara indie adalah tekad yang selalu dipegang Vira. Alasannya, “biar bisa sepenuhnya in control dengan karya gue,” repet Vira. Walau ada enam personel lain yang membantu Vira menggarap EP ini, tapi ia tetap yang jadi pengarah utamanya.

Referensi musik Vira jelas. Ia fans berat Brian Wilson “The Beach Boys” dan Françoise Hardy selain menyukai juga She and Him.

“Terus, waktu produser nanya gue pengen sound yang kayak gimana. Gue kasih albumnya Brigitte Bardot,” tukas cewek yang banyak terinspirasi juga dari karya-karya seni rupa tahun 60-an.

Sebagai cewek yang berlatar pendidikan seni rupa, Vira juga merancang sendiri artwork EP-nya ini. Fotonya di cover albumnya itu pun ia foto sendiri.

Pop Asik Yang Menyayat

Ada lima lagu di album yang awalnya hanya dirilis digital itu. Walking Back Home menjadi andalannya. Namun If See You Tomorrow yang paling laku. Hingga tulisan ini dibuat, lagu tersebut udah diputar 31.315 kali di Spotify. Hampir sama banyak dengan jumlah putaran Tam Tam Buku, lagu WSATCC terpopuler ketiga di Spotify.

Lagu-lagu pop Vira adalah jenis lagu yang bisa bikin kita senyum manis atau meringis, memejamkan mata karena menghayati, bernyanyi, dan menggerak-gerakkan tangan serta kepala mengikuti irama, dalam satu waktu.

Vira menyebut lagunya tuh lagu pop yang pure and catchy kayak lagu pop yang sebelumnya Cuma bisa didengar dari stasiun radio jaman dulu.

Terus, kalau dicerna, lirik-lirik lagu Vira juga asik adanya. Minim kosa kata yang bikin kita mesti buka kamus, alias mudah dicerna, dan metafora dalam liriknya tuh ngajak kita terbang ke momen-momen yang sentimental deh pokoknya.

“Kenapa sih, liriknya menyanyat?” kata Widya, HAI School Crew yang kebetulan mewawancarainya bareng saya.

“Karena nulisnya malem-malem. pukul 2. Tiba-tiba mikir, dan jadi kepanjangan (mikirinnya). Nulis liriknya tuh yang metaforik. Tentang suatu tema, tapi pakai contoh lain, yang orang bisa mengerti,” jawab Vira.

“Contohnya, Kak? Ceritain deh proses kreatif salah satu liriknya. Walking Back Home deh.”

“Itu nostalgia tentang seseorang yang udah nggak ada lagi di kehidupan gue. (Perumpamaannya) Dia adalah sailor. Ada keharusan berlaut, pagi-pagi berangkat keluar ninggalin rumah. Tapi kemudian nggak balik-balik lagi. Ceritanya, gue nganterin dia berangkat tapi pulangnya sendirian,” tukas Vira.

foto oleh: Rizky Abdu Rahman /HAI
foto oleh: Rizky Abdu Rahman /HAI
Masuk Lolipop Record

Sejak lulus kuliah tahun lalu, Vira pulang ke Indonesia. Sejak itu pula ia makin mantap ingin berkarier di musik. Vira juga punya misi untuk menggaungkan pop retro seperti musiknya ini.

Dalam waktu dekat, Vira akan rilis EP fisiknya. Tahun lalu, walau belum banyak panggung mengajak Vira Talisa, tapi musiknya diapresiasi saat ia tampil di Cikini Folks Festival. Untuk tahun ini, Vira memastikan siap tampil di banyak tempat lagi. Oh, tentu, tak terkecuali pensi sekolahmu, bro!

Walau ngaku suka lalai dalam perencanaan, Vira cerita bahwa sekarang ini dia sedang mengerjakan lagu-lagu lainnya untuk album panjang sambil nyambi mengerjakan proyek BossaNova bersama teman-temannya.

Karena mulai mengembangkan musiknya saat ia di Perancis, Vira pun diam-diam punya misi untuk membawa musiknya ke pasar mancanegara. Apalagi suatu ketika, Vira pernah dihubungi seorang kakek dari California yang suka banget dengan lagu Vira sejak mendengarnya di Spotify.

Selain bermimpi menjalin kerja sama dengan Lolipop Records, label indie bermarkas di Los Angeles, Vira juga bercita-cita manggung di bar ternama di Perancis yang rutin menghadirkan pertunjukan band

“Gue pengen banget manggung di Rennes. di satu bar yang sering gue datengin gitu. Itu tiap bulan ada acara, musisi lokal. Showcase, 45 menit sampe satu jam. Itu ada interview radio, mereka main. Itu awal mulanya kenal musik di situ," kata Vira.

Goodluck!

foto oleh: Rizky Abdu Rahman / HAI

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest