Follow Us

Vira Talisa, Perancis, dan Musik Pop Retronya Yang Manis.

Rizki Ramadan - Jumat, 17 Maret 2017 | 07:30
Vira Talisa, solois pendatang baru yang membawa musik pop retro
Rizki Ramadan

Vira Talisa, solois pendatang baru yang membawa musik pop retro

Mengerjakan proyek musiknya secara indie adalah tekad yang selalu dipegang Vira. Alasannya, “biar bisa sepenuhnya in control dengan karya gue,” repet Vira. Walau ada enam personel lain yang membantu Vira menggarap EP ini, tapi ia tetap yang jadi pengarah utamanya.

Referensi musik Vira jelas. Ia fans berat Brian Wilson “The Beach Boys” dan Françoise Hardy selain menyukai juga She and Him.

“Terus, waktu produser nanya gue pengen sound yang kayak gimana. Gue kasih albumnya Brigitte Bardot,” tukas cewek yang banyak terinspirasi juga dari karya-karya seni rupa tahun 60-an.

Sebagai cewek yang berlatar pendidikan seni rupa, Vira juga merancang sendiri artwork EP-nya ini. Fotonya di cover albumnya itu pun ia foto sendiri.

Pop Asik Yang Menyayat

Ada lima lagu di album yang awalnya hanya dirilis digital itu. Walking Back Home menjadi andalannya. Namun If See You Tomorrow yang paling laku. Hingga tulisan ini dibuat, lagu tersebut udah diputar 31.315 kali di Spotify. Hampir sama banyak dengan jumlah putaran Tam Tam Buku, lagu WSATCC terpopuler ketiga di Spotify.

Lagu-lagu pop Vira adalah jenis lagu yang bisa bikin kita senyum manis atau meringis, memejamkan mata karena menghayati, bernyanyi, dan menggerak-gerakkan tangan serta kepala mengikuti irama, dalam satu waktu.

Vira menyebut lagunya tuh lagu pop yang pure and catchy kayak lagu pop yang sebelumnya Cuma bisa didengar dari stasiun radio jaman dulu.

Terus, kalau dicerna, lirik-lirik lagu Vira juga asik adanya. Minim kosa kata yang bikin kita mesti buka kamus, alias mudah dicerna, dan metafora dalam liriknya tuh ngajak kita terbang ke momen-momen yang sentimental deh pokoknya.

“Kenapa sih, liriknya menyanyat?” kata Widya, HAI School Crew yang kebetulan mewawancarainya bareng saya.

“Karena nulisnya malem-malem. pukul 2. Tiba-tiba mikir, dan jadi kepanjangan (mikirinnya). Nulis liriknya tuh yang metaforik. Tentang suatu tema, tapi pakai contoh lain, yang orang bisa mengerti,” jawab Vira.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest