Mungkin, kita nggak terlalu sering nemuin restoran yang berada di tengah komplek perumahan. Tapi beda sama restoran satu ini. Tepatnya di Jalan Cipinang Cempedak 1 Nomor 29, Jatinegara, Jakarta Timur ini, rupanya kita bisa nemuin sebuah restoran yang menyiapkan hidangan Timur Tengah. Hmm, mantap nih kayaknya!
Namanya, Restoran Al Jazeerah. Nggak cuma berada di tengah komplek perumahan, tapi rumah ini juga unik banget, dan usut punya usut, rumah ini merupakan bekas kediaman Presiden RI pertama, Ir Soekarno.“Kami adalah restoran yang istimewa, berbeda dari yang lainnya karena menempati bangunan bersejarah. Ini bekas rumah Soekarno," kata General Manager Restoran Al Jazeerah, Ely Yuliantini sebagaimana yang kami kutip dari laman KompasTravel.
Presiden Ir Soekarno sendiri tercatat pernah meninggali rumah yang disebut Rumah Polonia ini pada tahun 1960an. Bangunannya sendiri mengalami perubahan setelah berpindah pemilik.
Namun meski mengalami perubahan, tetep aja ada bagian-bagian yang masih dipertahankan. Seperti ruang bungker di bawah tanah, yang dijadiin tempat makan ala Timur Tengah tanpa kursi, hanya karpet dan busa duduk. Pastinya, sih, pengalaman unik kayak ini yang dicari sama para pecinta kuliner. Makan ala orang Timur Tengah yang otentik banget.
Jadi kabarnya, waktu rombongan itu berada di pesawat, Selasa (28/2) Raja Salman dan rombongan disajikan nasi basmati, hummus, canapé, caviar, berbagai roti pilihan, aneka daging, dan kopi arab. Nah, beberapa menu inilah yang sekiranya bisa kita temuin di restoran Al Jazeerah.
Ia kemudian ngejelasin kalo hummus sebenarnya adalah kacang arab, yang dilumatkan kemudian diberi bumbu dan minyak zaitun. Hummus yang rasanya gurih, sedikit manis, dan berminyak ini sebenernya punya cita rasa kayak mentega putih, yang pas banget dikonsumsi sambil menikmati roti arab yang pipih namun bertekstur empuk.
"Kalau ini nasi mandhi, sebenarnya ada empat jenis nasi di Timur Tengah yang terkenal ada mandhi, kabsah, kabli, dan briyani. Kalau saya lihat di foto, yang disajikan ke Raja Salman itu sepertinya mandhi karena warnanya cenderung kuning," kata Khilda.
Yang mesti kita kasih perhatian. di Al Jazeerah itu, daging kambing muda yang dioven itu patut banget kita kasih jempol. Soalnya, enak! Kata sang koki Mohammad Muslim yang keturunan Saudi-India, kuncinya adalah penggunaan daging kambing ukuran lima sampai tujuh kilogram. "Bumbunya biasa pakai rempah-rempah saja, kemudian dioven sejam sampai empuk," kata Muslim.
Terakhir sebagai penutupnya, Kompas Travel juga nyicipin teh arab, yang rasanya mirip-mirip sama teh Indonesia. Cuma, yang berbeda adalah tampilannya. Teh arab disajikan dengan teko khas Timur Tengah yang apik dengan cawan kecil.
"Semua bahan makanan kami di Al Jazeerah diimpor dari Timur Tengah. Bahkan kokinya juga diimpor, ada yang dari Saudi, India, Maroko, Yaman, Mesir, dan Suriah," kata Khilda.
Restoran Al Jazeerah yang bertempat di Rumah Polonia ini adalah cabang dari restoran Al Jazeerah yang ada di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.
"Kami hanya ada dua restoran, di luar itu Al Jazeerah yang tak sama dengan kami," kata Khilda yang mengatakan mulai banyak restoran Timur Tengah dengan nama Al Jazeerah bermunculan.
Terdapat 11 ruang makan di Restoran Al Jazeerah Cipinang Cempedak dengan satu aula yang dapat memuat 600 tamu. Terus, ada juga mushala untuk menunaikan ibadah di restoran ini.
Harga makanan di Restoran Al Jazeerah berada di kisaran Rp 9.000 sampai Rp 200.000++. Untuk menu, 75 persen hidangan di restoran Al Jazeerah ini merupakan hidangan Timur Tengah, sedangkan 25 persen lagi adalah hidangan khas Indonesia.
Restoran Al Jazeerah di Cipinang Cempedak ini buka pukul 09.00-00.00, sedangkan yang di Jalan Raden Saleh buka hingga pukul 02.00 pagi.
Penasaran pengen nyoba makan ala Raja Salman? Ajak-ajak HAI, dong! Hehe…