Follow Us

Pendidikan Seni Musik Buat Indonesia yang Lebih Baik

Rizki Ramadan - Jumat, 02 September 2016 | 01:00
Barasuara Taifun Tour 2016 di Solo
Rizki Ramadan

Barasuara Taifun Tour 2016 di Solo

Tidak semua guru akan menjawabnya, beruntunglah bagi kalian yang ditanggapi atau berakhir dalam sebuah diskusi tentang seni, edukasi, dan industri. Selamat! Mungkin untuk jawaban dari pertanyaan terakhir ialah prefrensi dan hak dari guru itu sendiri. Tapi, bukan berarti itu menjadi alasan dan kualitas mereka dalam mengajar menurun bukan?

Budaya Instan Masih Menjadi Penghambat

Di Indonesia kian kali, instan adalah solusi. Dalam bidang pendidikan seni musik pun juga begitu. Nilai masih menjadi raja. Proses bukan lah yang utama. Kadang, untuk mendapatkan sebuah nilai, tugasnya adalah membuat sebuah kelompok ansambel lalu mempertunjukkannya di depan kelas. Lalu bagaimana untuk anak-anak yang tidak dapat memainkan musik? Berpura-pura memainkan musik adalah solusinya. Apa itu cukup baik? Saya rasa iya tapi...

Di sinilah guru berperan dalam memberikan pengarahan dan pengajaran bagaimana cara memainkan alat musik, membuat komposisi lagu yang baik, membuat lirik yang baik, menjadi seorang performer yang baik.

Di sinilah proses dibutuhkan, sebuah hasil seni yang baik tidaklah instan bukan? Sebagai guru pendidikan seni musik yang baik dan demi mendukung kemajuan Indonesia menurut saya harus memberikan edukasi musik yang baik pula terhadap siswa-siswinya mengenai proses pembuatan, penggodokan, latihan hingga menjadi suatu karya yang sangat indah.

Di sinilah juga wujud dari apresiasi sebuah karya atau usaha terjadi, apabila, siswa-siswi yang sudah diajarkan tetapi tetap tidak bisa, apresiasi lah usahanya. Karena seni seharusnya tidak memaksa.

“Yang nggak banyak tingkah, yang nggak maksain semua orang harus bisa seni yang dia ajarin. Lebih ke apreasiasi hasil karya aja sih” ujar Fahni, siswi SMAN 100 Jakarta.

Biarkan lah mereka menikmatinya dalam proses tersebut dan tidak semua orang juga mempunyai bakat dalam seni. Jadi alangkah baiknya, dalam proses pengajaran pendidikan seni musik menghasilkan output yang tidak hanya menghasilkan seniman atau musisi yang jujur tetapi, juga penikmat yang mempunyai apresiasi yang tinggi.

Selera Tidak Bisa Dipaksakan Tapi Pasar Yang Segar Dapat Diciptakan

Dalam sebuah gig perilisan piringan hitam band indie lokal kenamaan, Ramayana Soul. Saya bertemu dengan teman saya yang sekarang berprofesi sebagai guru seni musik. Lalu timbulah perbincangan ini

“Gimana? Anak-anak di sana masuk nggak yang beginian? (musik-musik berkualitas bawah tanah)” tanya saya.

“Wah susah sih ya, udah gue coba tapi ga berhasil-berhasil. Namanya juga selera kali ya” jawabnya dengan pasrah.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest