Follow Us

Tong Sampah Karya Siswa Kelas 10 Raih Perak ajang International Exhibition Young Inventor 2016

Rizki Ramadan - Sabtu, 13 Agustus 2016 | 04:00
Ryan Timothy Abisha, siswa kelas X Sampoerna Academy, pencipta Smart Trash BIn
Rizki Ramadan

Ryan Timothy Abisha, siswa kelas X Sampoerna Academy, pencipta Smart Trash BIn

Ryan Timothy Abisha, siswa kelas X Sampoerna Academy, peduli banget masalah lingkungan. Doi suka sebel sama kebiasaan kita buang sampah nggak pada tong yang seharunya. Botol dimasukkan ke tong ‘organik’, sementara sampah makanan malah masuk tong “nonorganik”. Karena itu dia berinovasi untuk membuat tong sampah pintar. Kerennya, ia bisa meraih medali perak di ajang International Exhibition Young Inventor 2016 di Harbin, Cina pada Juli lalu

“Tong sampah ini punya sensor yang mendeteksi jenis sampahnya: organik, nonorganik atau sampah besi. Tong sampah yang akan terbuka hanya yang sesuai dengan jenis sampahnya. Dengan begini orang yang nggak buang sampah asal-asalan lagi,” jelas Ryan.

Ya, jadi, smart trash bin ini terdiri tiga tong sampah. Tong untuk sampah organik, non-organik dan besi. Nah, bedanya dengan tong sampah biasa, smart trash bin ini digerakkan oleh mesin.

Cara kerjanya, ketika ingin membuang sampah, kita perlu menempelkan dulu sampah ke sensor, lalu sensor akan mendeteksi jenis sampahnya. Sensor mengirim data ke mini conttoler yang akan membukakan tutup tong sampah yang sesuai dengan jenis sampah. Misalnya kita ingin membuang sampah plastik maka mesin akan membuka tutup tong sampah non-organik saja. Keren kan?!

Berkomponen Murah

Smart Trash Bin ini sebenernya bukan perangkat yang rumit. Komponen penyusunnya sedikit. Selain tong sampahnya, alat ini hanya membutuhkan tiga komponen utama lainnya, yaitu sensor, arduino, dan servo sebagai kontroller.

“Sinyal dari sensor di antar ke Arduino, lalu data dieksekusi dan dikirimkan ke servo di tiap tutupnya untuk menggerakkan tutup mana yang harus dibuka,” jelas Ryan tentang proses kerja mekanik karyanya.

Nah, kerennya, komponen paling penting dari tong sampah ini, yaitu sensor, dibuat Ryan sendiri, lho. “Sebenarnya sudah ada yang jual, namun harganya mahal. Jadi bikin sendiri dari cat karbon yang ditumbuk lalu dicampur lem terus dikasih air. Terus dilapisi cat elektrik yang berfungsi sebagai konduktor, mengeluarkan arus listrik. Ketika sampah ditempel dia bisa membacanya,” papar cowok yang emang udah doyan sama robotik sejak SD ini.

Kalau ditotal ongkos pembuatan Smart Trash Bin ini nggak lebih dari Rp 150 ribu, lho. So, kalau diproduksi massal nanti, harganya pasti bersahabat.

Soal proses perancangan dan pembuatan, Ryan cerita kalau dia butuh dua bulan. Dibimbing oleh gurunya, Jefri Saputra, Ryan ngulik banyak materi dulu biar bisa sempurna merangkai komponen.

“Setelah Ryan menemukan idenya, saya ngasih tau tentang arduino dan micro controller. Kami juga sering ke Smart Lab punya Sampoerna University untuk belajar. Mereka punya program pelatihan arduino. Ryan belajar programming-nya juga,” kata pak Jefri Saputra.

Editor : Hai Online

PROMOTED CONTENT

Latest