HAI-ONLINE.COM – Mungkin kalo diketahui bayaran untuk band sekelas Dewa 19 saat ini cukup bikin geleng-geleng kepala ya, yang mana di tahun 1997 aja bayaran dari band besutan Ahmad Dhani ini udah cukup terbilang tinggi.
Di tahun 1996, diketahui Dewa 19 mematok harga mereka sebasar Rp15 juta untuk sekali tampil.
Memang itu adalah harga yang terbilang tinggi untuk tahun segitu ya.
Walau begitu, dengan popularitasnya Dewa 19 tetap nggak henti-hentinya tuh menerima tawaran manggung.
Baca Juga: Bintang Lima Sukses, Ahmad Dhani: Karena Tyo Ganteng
Sampai Dhani pernah berbicara kepada HAI kalo doi kewalahan menerima itu semua.
Dikutip dari arsip majalah HAI edisi 53/XX/31 Desember 1996, kala itu Dewa 19 sempat kebanjiran jadwal dalam waktu tiga bulan doang, yang mana hal itu bikin Dhani takut buat manggung.
Ketakutan musisi asal Surabaya itupun akhirnya menjadi landasan baginya, untuk mengambil keputusan menaikkan bayaran Dewa 19 di tahun 1997.
Band yang memopulerkan lagu ‘Kirana’ itu menaikkan honor mereka antara 20 hingga 30 persen, yang mana berarti menjadi sekitar Rp20 juta.
“Angka ini sengaja dipasang buat menekan frekuensi pemunculan kita di atas panggung,” ungkap Dhani kala itu.
Tapi apa sih yang bikin seorang Dhani ketakutan buat manggung kala itu?
Simple sebenernya, bukan karena ngerasa nggak siap akan ketenaran atau apa, tapi Dhani takut masyarakat kala itu jadi ngerasa jenuh sama Dewa 19.
“Sebenernya, mereka (masyarakat) lama-kemalaan bakal jenuh juga. Tapi gue pengen datangnya masa jenuh itu sepuluh tahun lagi. Sebab bagi gue, ukuran lama itu adalah sepuluh tahun, bukan dua tahun,” tegasnya.
Yap, artinya Dewa 19 pas itu nyoba bersikap selektif aja.
Baca Juga: Ahmad Dhani Puji ‘Percayakan Padaku’ Sheila On 7: Harusnya Intronya Jadiin Lagu Sendiri
Nggak cuma mikirin para penikmat musik Tanah Air yang bakal ngerasa jenuh, tapi Dhani cukup bijak juga mengambil keputusan itu lantaran memikirkan kesehatan personel Dewa 19 lainnya.
Karena di masa itu terlihat stamina mereka pada kekuras banget, gara-gara keseringan manggung.
Terutama Ari Lasso, dengan posisinya yang cukup penting dalam band.
“Kalo pemain keyboard sakit, masih bia main. Lah, kalo penyanyi?,” lemparnya.
Keputusan mereka saat itu untungnya ditangkap dengan baik oleh Road Manager Dewa 19 kala itu, Didiet Dada.
Dengan mengutarakan bahwa semua pilihan untuk manggung itu dikembalikan kepada Dewa 19, karena merekalah yang merasakan langsung, bukan Didiet.