HAI-ONLINE.COM – Saat album pertama Sheila On 7 meroket di tahun 90an, Eross Candra dkk nggak cuma berhadapan dengan beban satu juta kopi aja, tapi juga dengan histeria fans.
Hal itu sebenernya ditanggapi oleh Akhdiyat Duta Modjo sebagai keberuntungan, yang mana sempat ia paparkan kepada HAI kala itu.
“Kami hanya senang main musik, bikin musik. Sama sekali nggak ngerti bisnisnya. Kalo gue selalu mikir, mungkin ini bayaran dari kerja keras kami waktu itu,” kata Duta yang dikutip dari arsip majalah HAI edisi 18/XXXIII/4 Mei 2009.
Tentunya hal itu menjadi kebanggaan serta beban tersendiri bagi lima pemuda asal Yogyakarta tersebut di masa itu.
Baca Juga: Ahmad Dhani Puji ‘Percayakan Padaku’ Sheila On 7: Harusnya Intronya Jadiin Lagu Sendiri
Yang mana bagi Eross sendiri sempat merasakan bahwa disusulnya dengan kesuksesan album kedua Sheila On 7 adalah hal yang terlalu cepat bagi mereka.
Di masa itu, Sheila On 7 pun menjadi target perbandingan bagi para penikmat musik Tanah Air.
Banyak media juga turut membandingkan band asal Yogyakarta itu dengan band lain yang udah mapan duluan. Sebut aja Dewa 19 dan Slank, yang juga sempat “diadu” dengan Padi serta Jamrud sebagai pendatang baru.
Tapi bagi Eross dkk, saat itu yang bikin mereka ribet bukanlah perlombaan siapa yang paling top diantara band-band populer itu.
Melainkan histeria dari para Sheila Gank kala itu yang sempat bikin Eross dkk pusing.
Yakni saat di mana kehidupan pribadi mereka mulai terusik oleh tingkah fans yang agaknya melampaui batas.
Baca Juga: Ahmad Dhani Puji ‘Percayakan Padaku’ Sheila On 7: Harusnya Intronya Jadiin Lagu Sendiri
“Boro-boro mikirin band lain, kami semua ngurus diri sendiri aja susah waktu itu. Mulai dari fans yang telepon ke rumah tengah malem, dateng ke rumah tapi nggak mau pulang. Pokoknya nggak tenang lah,” papar gitaris yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Yap, album kedua Sheila On 7 lah yang sukses bikin penggemar mereka jadi menyebar sampai ke pelosok Nusantara, hingga di negara tetangga kayak Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Yah, disetiap hal baik agaknya sedikit banyak pasti ada aja hal yang kurang menyenangkan terjadi.
Tapi di balik itu semua, pada kenyataannya Eross pun meyakini kalo ngetrennya mereka waktu itu juga nggak lepas dari faktor sosok.
“Dibandingin band lain, kami muncul dengan usia yang relative muda. Umur kami masih 18-19 tahun waktu itu. Seperti membuktikan bahwa dengan usia muda, skill seperti itu, kami bisa!,” tagasnya.