Para reseller diimbau untuk menghapus sementara postingannya yang berisi produk dari Ventela agar akunnya tidak ditutup.
Ventela mulai merespons berbagai tudingan tersebut melalui akun Instagram resminya. Ventela mengatakan bahwa desain yang mereka keluarkan sudah didaftarkan secara resmi ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan HAM.
Ventela meminta para resellernya untuk tidak khawatir karena mereka tidak merasa jika mereka melanggar hukum. Ventela juga menganggap jika memiliki kemiripan desain menjadi hal yang lumrah dalam dunia bisnis kreatif.
Selain Vans, ternyata Ventela juga pernah dituduh karena meniru desain sepatu Converse, salah satunya adalah sepatu kolaborasi antara Converse dan Comme des Garçons yang kemiripannya terlihat sangat mencolok.
Bahkan, logo di sepatu Ventela Back to 70s juga memiliki kemiripan dengan logo di sepatu Converse 70s. Hal tersebut membuat produk lokal yang sedang naik daun ini menjadi perbincangan terus menerus di sosial media terkait plagiat desain sepatu.
Vans memang terkenal dengan brand yang aktif dalam menjaga desain sepatu. Bukan cuma Ventela yang pernah kena semprot brand asal Amerika Serikat tersebut.
Tahun 2008 silam, Vans menuntut Skechers karena diduga meniru desain Vans Checkerboard Slip-On.
Namun saat di pengadilan, Skechers berhasil memenangkan gugatan dengan pernyataan bahwa desain papan catur tersebut juga banyak digunakan oleh brand lainnya.
Setiap konsumen pastinya ingin menggunakan sebuah produk yang memiliki kualitas yang terbaik dengan harga yang masih terjangkau. Hal tersebut membuat banyak brand mengeluarkan produk yang hampir mirip dengan produk dari brand lain dengan harga yang lebih murah agar tidak hanya kalangan atas saja yang dapat menggunakan barang-barang branded, melainkan siapapun dapat menggunakannya.
Sama halnya dengan kasus Ventela dan Vans ini. Ada yang berpendapat bahwa produk dari Ventela ini bukanlah produk jiplakan, melainkan produk knock-off atau produk tiruan yang mirip dengan produk aslinya, tetapi tidak identik. Kemiripan tersebut dapat terjadi pada nama, bentuk, atau makna dengan produk yang sudah dikenal luas di pasar (Lai & Zaichkowsky, 1999 dalam Ciangga, 2013).
Menurut Hanif (2013:13), desain produk didefinisikan sebagai bagian dari proses dan pengembangan dalam sistem yang terintegrasi dengan banyak bidang keilmuan yang lain. Pada proses desain berkontribusi dalam styling, menciptakan bentuk serta perasaan yang ditimbulkan oleh produk dalam interaksinya dengan pengguna.