Follow Us

Psikolog Unair: Ayo Kenali Penanganan Post Trauma Korban Tragedi Kanjuruhan

Tanya Audriatika - Senin, 17 Oktober 2022 | 10:22
Ilustrasi PTSD

Ilustrasi PTSD

HAI-Online.com - Atika Dian Ariana SPsi MSc, Psikolog Universitas Airlangga (Unair) ini jelaskan tentang Post Trauma Stress Disorder (PTSD) yang dialami para korban tragedi Kanjuruhan.

Atika menekankan, nggak semua korban yang berada di lokasi kejadian mengalami PTSD, meskipun korban melihat kejadian secara langsung hingga kehilangan orang terdekatnya.

Menurutnya, PTSD merupakan gangguan stress pasca trauma akan situasi yang menegangkan, menakutkan, dan ada ancaman.

PTSD ini bisa terjadi kalau korban mengalami gejala yang menetap dan semakin parah usai peristiwa itu terjadi.

Di fase 1 bulan, masuk fase gangguan stress akut, lalu fase 2-3 bulan masuk gangguan penyesuaian.

“Dan masuk di fase 6 bulan jika gejala yang dialami semakin parah, baru dilakukan asesmen untuk dapat dikatakan Post Trauma Stress Disorder (PTSD),” jelas Atika dikutip dari laman Unair, Minggu (16/10/2022).

Hal yang dirasakan orang yang mengalami Post Trauma Stress Disorder (PTSD) yakni menilai kapasitas dirinya nggak sepadan dengan situasi yang dihadapi dan cenderung merasa nggak mampu menangani tekanan yang dialami.

Bahkan kondisi seseorang yang alami PTSD akan mudah terganggu hal-hal kecil yang nggak berkaitan dengan peristiwa traumatis yang pernah ia alami.

“Contohnya, korban yang ada di Stadion Kanjuruhan melihat rerumputan hijau dan apabila korban tersebut mengalami PTSD bertemu rerumputan hijau di taman akan menimbulkan trigger,” imbuhnya.

Perubahan emosi yang mengalami PTSD cenderung murung, menarik diri dari lingkungan sekitar, dan numbness.

Baca Juga: Gara-Gara Bongkar Kasus Ini, Dua Mahasiswa Unair Jadi Pembicara di FBI Amerika Serikat

Kalau hal tersebut dialami, maka orang tersebut butuh psikofarmakologi atau penanganan secara medis.

Ia melanjutkan, peran orang sekitar sangat diperlukan untuk mencegah PTSD semakin parah dengan mendampingi, menjadi pendengar yang baik, dan disarankan untuk berolahraga.

“Survivor yang ingin cepat pulih dapat melakukan coping mechanism dan jangan merasa sendiri serta it’s okay to asking help,” tutupnya. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest