Gasligher juga akan selalu meng-attack atau menyerang karakteristik seseorang dibandingkan dengan mengkritisi perilaku atau tindakan.
“Ketika sudah menyerang karakter seseorang, itu menjadi red flag bahwa itu bisa menjadi indikasi gaslighting,” tegasnya.
Cara menghadapi pelaku gaslighting
Menghadapi pelaku gaslighting bukan hal yang mudah.
Saat mendapatkan perlakuan gaslight dari orang terdekat, Fika menyarankan agar korban gaslighting mampu menyadari pengalaman dengan apa adanya.
“Dengan teman-teman berani menerima pengalaman teman-teman apa adanya, itu adalah langkah yang sangat monumental supaya nantinya teman-teman bisa keen for help,” ungkap psikolog klinis di Welas Asih Healing & Development Center ini.
Selain itu, korban gaslighting juga perlu membangun harga diri yang sehat dan mampu memprioritaskan kesehatan dan keselamatannya.
“Kesehatan ini nggak hanya secara fisik dan mental, namun juga secara emosional, sosial, dan spiritual,” jelas fika.
Menurutnya, ketika orang berada di hubungan yang sering dikenai gaslight, ia akan sangat lelah dan diliputi perasaan frustasi sehingga perlu memberi jeda dan batasan.
Mengurangi intensitas komunikasi juga menjadi cara menghindari perilaku gaslighting karena gaslighter biasanya cenderung menginginkan kontrol atas seseorang.
Terakhir, hal lain yang dapat dilakukan korban gaslighting adalah mencari dukungan kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada profesional.
Korban juga perlu orang yang dipercaya yang fungsinya untuk menstabilkan realita mereka.