Kaki kanannya diamputasi karena kanker tulang
Setelah pulang ke Indonesia, satu tahun kemudian, Dhani diagnosa menderita kanker tulang.
Menurutnya, mungkin ada beberapa faktor di terkena kanker tulang di usia 14 tahun atau sekitar tahun 2008. Seperti aktivitas fisik atau efek iklim yang berbeda antara Jerman dan Indonesia.
"Mungkin benturan karena sering olahraga, saya suka olahraga sepakbola. Dan faktor itu bisa jadi pemicu terkena kanker tulang. Saya berjuang melawan kanker selama 6 bulan," jelas Dhani.
Dhani menyebut, kaki kanannya diamputasi hingga paha atas. Setelah operasi amputasi, dia harus menjalani proses recovery. Padahal teman-temannya saat itu tengah mengikuti Ujian Nasional (UN) SMP.
Dhani pun memutuskan untuk mengulang kembali kelas 9 SMP agar bisa mengikuti UN dengan baik.
Dhani mengaku, sempat merasa minder setelah kehilangan kaki kanannya. Namun orangtua dan keluarganya selalu menguatkannya. Seiring berjalannya waktu, Dhani belajar bahwa hidup harus terus berjalan.
"Saya yakin kedepan pasti cobaan hidup lebih besar dan lebih berat. Sehingga ujian ini, kehilangan satu kaki akan membuat saya lebih kuat untuk menghadapi tantangan selanjutnya," tutur Dhani.
Ajak penyandang disabilitas manfaatkan kesempatan
Saat mengenyam pendidikan S1, Dhani juga sempat dikhawatirkan nggak bisa menjalankan program profesi dokter gigi.
Pihak kampus bahkan sempat menyatakan kalau Dhani hanya bisa sampai ke Sarjana, nggak bisa sampai Dokter Gigi.
Berkat semangat dan keyakinannya, Dhani bisa lulus di program tersebut. Dia berhasil melalui ujian, ujian keterampilan dan termasuk ujian profesi. Kini pun Dhani bisa bekerja di instansi pemerintah.