Sementara itu, film versi 1984-nya yang asli meraup keuntungan $17 juta atau sekitar Rp249 miliar secara keseluruhan di box office.
Sementara itu, Firestarter masih punya banyak waktu buat meningkatkan kinerja box office nya, tapi sepertinya ini nggak akan meningkat banyak. Ini karena film tersebut tersedia untuk streaming dan mereka yang udah nonton ada kemungkinan nggak rekomen film ini ke orang lain.
Kegagalan ini dibuktikan dengan skor 12% di Rotten Tomatoes, dan ini menjadi pertanda kemungkinan nggak ada Firestarter 2.
Padahal ending dari film ini nampaknya membuka kemungkinan akan adanya sekuel. Kemungkinan sekuel ini sebagian besar bermuara pada kinerja box office nya dan apakah film itu berpotensi bisa menguntungkan.
Karena film aslinya dirilis hanya di bioskop, sulit untuk membandingkan keduanya, tetapi ini masih terasa jelas kalau versi terbaru Firestarter ini punya pr yang berat.
Dengan anggaran $12 juta dan produksi selama beberapa bulan, ini nggak menjadi hal yang penting kalo ternyata film ini gagal lagi. Lain halnya kalau anggarannya lebih besar, ini bisa jadi bencana.
Baca Juga: Lasman, Mahasiswa Unpad Jadi Pemimpin Baru G17 University Ambassador Consortium Wilayah Indonesia
Di saat yang sama, Firestarter jelas nggak mencerminkan pembuat filmnya dengan baik.
Ada kemungkinan, bahwa apa yang bisa dipelajari dari Firestarter ini adalah karya King ini sebaiknya dibiarkan sendiri aja karena si pembuat film udah dua kali gagal. (*)