Follow Us

Alasan Kenapa Beberapa Orang Lemah dalam Matematika, Nggak Ada Kaitannya sama Gen!

Hanif Pandu Setiawan - Kamis, 06 Januari 2022 | 19:01
Pelajar mengerjakan soal matematika
Onmanorama

Pelajar mengerjakan soal matematika

Kemampuan matematika nggak berkaitan dengan genetika

Kemampuan dan ketidakmampuan seseorang dalam soal hitung-hitungan atau matematika ternyata juga nggak berkaitan sama sekali dengan gender, ras, atau bahkan status ekonomi.

Kemampuan dan ketidakmampuan dalam matematika sangat nggak terkait dengan genetika mengingat matematika belum begitu lama menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Mengutip dari laman Big Think, insting matematika pada masing-masing orang baru diterapkan dan dikenalkan ketika seorang anak mulai memasuki jenjang sekolah. Seperti dengan menghitung gambar apel atau gambar berbagai binatang.

Nah, perkembangan akan insting ini berkaitan erat dengan pola pembelajaran orang tua di rumah.

Beberapa anak sudah dibekali orang tuanya insting berhitung sederhana sebelum memasuki jenjang Paud, sedangkan beberapa lainnya baru mengenal angka setelah memasuki pintu Paud.

Jadi hal yang normal dan wajar, jika anak yang belum mendapatkan "bekal" sama sekali akan mengalami perkembangan lebih lamban dibanding anak yang sudah mengenal insting dasar matematika.

Pasalnya, dalam beberapa soal ujian yang diberikan gurunya, anak yang sudah membawa "bekal" ini lebih bisa menguasai soal dan menemukan jawaban dengan cepat. Sehingga tanpa disadari, mereka melabeli dirinya sebagai seseorang yang ahli berhitung, atau ahli matematika.

Baca Juga: Ikut SBMPTN 2021? Materi Ini Paling Sering Keluar di Soal UTBK Saintek

Pelabelan yang tanpa disadari ini akan memicu semangat dan membuat mereka lebih senang belajar matematika dalam berbagai level.

Nah anak yang belum diberi bekal matematika sama sekali, nggak pernah mengetahui jika teman-temannya yang lain sudah mencuri start dengan belajar insting hitung-hitungan sedari dini.

Yang mereka tahu, mereka buruk dalam soal hitung-hitungan, dan pemahaman diri ini akan membuat mereka semakin takut menghadapi berbagai soal matematika. (*)

Source : The Conversation

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest