Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengenal Gender Non-Biner: Mereka Bukan Laki-laki, Bukan Perempuan, Apaan Dong?

Al Sobry - Rabu, 08 Desember 2021 | 09:21
Mengenal Gender Non-Biner: Mereka Bukan Laki-laki, Bukan Perempuan, Apaan Dong?
Jvn

Mengenal Gender Non-Biner: Mereka Bukan Laki-laki, Bukan Perempuan, Apaan Dong?

HAI-Online.com- Pernah dengar nggak, sih belakangan ada teman atau seseorang yang mengaku denganhaqqul yakinmereka bukan laki-laki atau pun perempuan.
"Terus, lo makhluk apaan, cong?", "Ah mungkin kamu cuma lagi bingung aja!" "Palingan LGBTQ lagi?" komen beberapa orang awam dalam sanubarinya.
"Gue sih non-biner, bukan laki, bukan pere...," aku seseorang yang punya 'golongan' gender baru nan anti mainstream tersebut.
Nah, sebelum mengulik apa itu gender non-biner, kemunculan dan kelakuan-kelakuannya, mari kita melihat lagi bahwa saat ini identifikasi soal gender ini telah sangat berkembang pesat.
Artinya di bumi sekarang ini, penghuninya nggak cuma dua gender, laki-laki dan perempuan saja, tapi ada banyak aliran gender lainnya. Misalnya trans-gender, gender-fluid, lesbian, gay, biseksual, transeksual, panseksual dan yang sempat ramai sapioseksual.
Nah, kini ada satu lagi kemunculan identitas gender baru, yang pernah diklaim beberapa selebritas seperti Demi Lovato, Sam Smith, Asia Kate-Dillon (The Billion), Jonathan Van Ness dan Ezra Miller pada baru-baru ini. Merema menyebut diri sebagai a genderqueer atau disebut juganon binary (nonbiner).

Yang paling kentara, orang-orang non-biner ini biasanya nggak mau diidentifikasikan sebagai cowok atau cewek, panggilan mereka pun bukan Mas atau Mba, apalagi Bapak atau Ibu tapi lebih ke istilah yang jamak dan universal, seperti Kakak, atau Adik dan lebih baik lagi panggil nama langsung, artinya kamu sudah lebih kenal sosok non-biner ini.

Jika melihatsitus Human Rights Campaign, non-biner adalah kata sifat yang menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifikasi diri mereka secara eksklusif sebagai perempuan atau laki-laki.

Non biner juga mencakup istilahgenderqueer, agender, bigenderdan lain sebagainya. Dalam konteks ini, identitas gender mereka lebih merujuk pada persepsi internal seseorang.

Dalam berpakaian misalnya, non biner lebih bebas hari ini memakai pakaian maskulin atau besok lebih feminim.

Baca Juga: Masuk Kategori 18+, Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Bakal Tayang di Bioskop 2 Desember 2021

Menurut dr.L. Ayu Saraswati, selakuassociate professorWomen’s Studies di University of Hawai’i Mānoa, seperti HAI kutip dari VoA Indonesia, bahwa ada baiknya kita tidak mengasumsi gender seseorang, termasuk saat kita melihat seseorang yang ‘tidak terbaca gendernya.’

“Kalau misalnya kita memang dalam dunia profesional, kita bisa bertanya, ‘Kamu lebih nyaman dipanggil apa?’” katanya.

Tapi, lanjutnya kalo kita di restoran atau tempat umum, sebaiknya tidak perlu mengurusi gender orang lain.

"Itu bukan urusan kamu, istilahnya, kalo tidak tidak ada hubungan pribadi. Kita cukup ajukanservice conversationdengan bilang, ‘Halo, selamat siang. Apa kabar?’” lanjut Ayu. “Kenapa juga kamu ingin tahu, ya kan?”

Meski begitu, dr. Ayu juga menjelaskan bahwa gender (seperti biner dan non-biner) dan orientasi seksual (seperti gay dan lesbian) adalah dua hal yang berbeda.

“Gender itu bagaimana kita mesti mengekspresikan diri kita sendiri,” jelas Ayu.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x