Follow Us

HAI Demos: Usaha Maksimal dari Defectum untuk Tampil Serba Ugal-Ugalan

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 24 November 2021 | 21:10
Defectum
Press Photo

Defectum

HAI-Online.com - Kultur musik bawah tanah tentu berkaitan erat dengan perlawanan dan juga anti struktural. Nilai bermusik yang terus berevolusi sedari dulu ini mengalami berbagai fase yang dapat ditemukan pada lintas generasi ataupun hinggap di berbagai kondisi sosial budaya dan lanskap geografis.

Salah satu era ikonik yang paling dikenal oleh khalayak umum tentu saja adalah medio akhir 1980-an, saat pemuda di area Seattle, Washington yang merasa jengah dengan pakem maskulinitas heavy metal dan punk yang mendominasi musik arus pinggir di kala itu.

Jejak langkah dari album 'Nevermind' milik Nirvana yang sangat tersohor berperan besar dalam membuka gateway bagi banyak grup-grup musik yang tumbuh di era setelahnya.

Kurt Cobain dkk saat itu berhasil menabrakkan semua batas-batas yang ada dalam kultur puritan di dalam heavy metal dan punk yang mereka tangkap sebagai jamur beracun di era sebelumnya.

Serampangan, tanpa batas, ugal-ugalan, dan bersikap sekenanya tanpa memerdulikan sekitar adalah intisari penting yang diambil oleh kesalehan Nirvana dan grup-grup lain seperti Big Black, The U-Men, atau bahkan era proto-grunge pada album Neil Young 'Rust Never Sleeps'.

Baca Juga: Ini Alasan Dwayne Johnson Kencing di Botol Saat Sedang Berolahraga

Melanglang jauh ke tiga puluh tahun setelah era tersebut, nilai penting ini kemudian masih terpatri kuat pada trio pemuda yang mendekam di Jatinangor dan menasbihkan diri mereka sebagai Defectum.

Bentangan jarak sejauh 13,500 km dari Washington ke Jatinangor nggak menjadi halangan bagi Obitr, Ugem, dan Rifki untuk mencitrakan diri mereka sebagai sosok paling grunge yang pernah ada saat ini.

Jika banyak sosok yang melabeli mereka sebagai "Nirvananya Jatinangor", tentu pendengar sama sekali nggak berhak untuk ngejudge karena emang begitu lah yang ingin mereka tampilkan - setidaknya itu yang HAI dapatkan dari penjabaran mereka atas diri mereka sendiri.

Seluruh elemen kritik dan keresahan sosial yang ditangkap oleh Defectum pun tertuang secara rapi dalam debut album 'Manic Delusions' yang baru banget dirilis bulan lalu (15/10) via Smolly Records.

Menilik album tersebut secara ringkas membuat HAI menjadi semakin paham kalo menemukan produser sekelas Steve Albini emang sangatlahsusah.

Baca Juga: Doyan Nyobain Kuliner Ekstrem, Damon Albarn: Pernah Nggak Sengaja Makan Anjing & Monyet Pas Lagi Tur

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest