Sementara jika dilihat dari sisi kinerja Indosat Ooredoo selama pandemi melaporkan telah berhasil membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan kepemilikan pelanggan sekitar 60 juta.
Tantangan Indosat Ooredoo pasca merger tentu merupakan babak baru, dan tangan dingin Vikram yang masuk sebagai nominasi CEO Indosat Ooredoo Hutchison kembali dinanti tajinya, khususnya di era 5G Indonesia.
Mengingat Indosat Ooredoo Hutchison di bawah kepemimpinannya memiliki sumberdaya yang kuat. Yang melalui merger ini menciptakan penguasaan frekuensi yang besar, Indosat Ooredoo menggunakan frekuensi sebesar 47,5 MHz yang tersebar di 850 (2,5 MHz), 900 (10 MHz), 1800 (20 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz).
Sedangkan Tri Indonesia memiliki frekuensi sebesar 25 MHz yang tersebar di 1800 (10 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz). Maka jika sumber frekuensi ini tetap dikelola, maka frekuensi gabungan kedua yang dikantongi menjadi 72,5 MHz. (*)